A Maret 2019 - Media Pembelajaran Namal Sparkly Santa Hat Ice Cream

Pengertian Teks eksposisi yaitu sebuah paragraf atau karangan yang di dalamnya mengandung sejumlah informasi yang isi dari paragraph terseb...

BAB 3 TEKS EKSPOSISI

BAB 3 TEKS EKSPOSISI

Maret 2019

8 10 99
Pengertian
Teks eksposisi yaitu sebuah paragraf atau karangan yang di dalamnya mengandung sejumlah informasi yang isi dari paragraph tersebut ditulis dengan tujuan untuk menjabarkan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, padat dan akurat.

Teks Eksposisi yaitu sebuah paragraf singkat yang bertujuan untuk memberikan informasi dengan gaya penulisan yang singkat, padat dan akurat.




Struktur Teks Eksposisi
Struktur dari teks  eksposisi yaitu :

Tesis adalah suatu bagian yang mempunyai isi berupa sudut pandang dari penulis terhadap setiap masalah yang akan dibahas topiknya.
Argumentasi adalah suatu bentuk alasan atau bukti yang digunakan dalam mengokohkan atau memperkuat pendapat dalam sebuah tesis, walaupun pada prakteknya argumentasi dapat digunakan untuk menyanggah bahkan menolak sebuah pernyataan.
Penegasan Ulang Pendapat merupakan bagian kesimpulan yang menegaskan kembali hal yang dibicarakan di awal teks eksposisi dan penguatan argumentasi yang ditunjang oleh fakta.


Ciri-Ciri Teks Eksposisi
Ciri-ciri dari teks eksposisi yaitu :

Gaya informasinya persuasif atau mengajak
Penyampaian teksnya secara jelas, lugas dan menggunakan bahasa yang baku
Menjabarkan informasi-informasi pengetahuan
Bersifat tidak memihak yang artinya tidak memaksakan kemauan dari penulis terhadap pembacanya
Teks Eksposisi bersifat netral dan objektif
Penjelasannya disertai data-data yang akurat dan terpercaya
Menyajikan sebuah fakta yang digunakan sebagai alat konkritasi dan kontribusi
Jenis-jenis Teks Eksposisi
Jenis-jenis dari teks eksposisi yaitu :

Teks Eksposisi definisi merupakan suatu paragraf eksposisi yang memaparkan definisi atau pengertian suatu topik tertentu.
Teks Eksposisi proses merupakan tahapan-tahapan atau cara-cara untuk melakukan sesuatu dari awal hingga akhir.
Teks Eksposisi ilustrasi merupakan sebuah paragraf yang menyajikan informasi tertentu dengan memberikan gambaran atau penjelasan yang sederhana mengenai suatu topik dengan topik lainnya yang mempunyai kesamaan sifat atau kemiripan dalam hal-hal tertentu.
Teks Eksposisi laporan adalah paragraf eksposisi yang mengemukakan laporan dari sebuah peristiwa atau penelitian tertentu.
Teks Eksposisi perbandinganmerupakan paragraf eksposisi yang ide atau gagasan utamanya dipaparkan dengan cara membandingkan dengan yang lain.
Teks Eksposisi pertentanganmerupakan sebuah paragraf atau karangan yang berisi mengenai hal pertentangan akan suatu hal dengan hal lainnya.


Kaidah Teks Eksposisi
Kaidah (Unsur kebahasaan ) yang ada dalam teks eksposisi yaitu :

Pronomina yaitu kata ganti orang yang dapat digunakan terutama pada saat pernyataan pendapat pribadi diungkapkan. Pronomina dapat dikelompokkan menjadi dua bagian :

1. Pronomina Persona (kata ganti orang) yakni persona tunggal. Misalnya : Ia, Dia, Anda, Kamu, Aku, Saudara, -nya, -mu, -ku, si-. Dan pesona jamak contohnya seperti : Kita, Kami, Kalian, Mereka, Hadirin, Para.

2. Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yakni pronomina penunjuk, misalnya adalah : Ini, Itu, Sini, Situ, Sana. Dan pronomina penanya, misalnya : Apa, Mana dan Siapa.

Konjungsi atau kata penghubung digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Berikut ini adalah jenis konjungsi yang dapat kita jumpai dalam teks eksposisi :

1. Konjungsi waktu : sebelum, setelah itu, kemudian sesudah, setelah, lalu
2. Konjungsi gabungan : dengan serta, dan,
3. Konjungsi pembatasan : asal, selain kecuali
4. Konjungsi tujuan : supaya, agar, untuk
5. Konjungsi persyaratan : asalkan, bilamana, apabila jika, jikalau, apabila, bila
6. Konjungsi perincian : adalah, yaitu, antara lain, yakni, ialah
7. Konjungsi sebab-akibat : akibat, akibatnya, sehingga, karena, sebab
8. Konjungsi pertentangan : namun, melainkan, sedangkan, akan tetapi, tetapi
9. Konjungsi pilihan : atau
10. Konjungsi penguatan/penegasan : hanya, lagi pula, itu pun, apalagi, bahkan
11. Konjungsi penjelasan : bahwa
12. Konjungsi perbandingan : serupa, ibarat, bagai, seperti,
13. Konjungsi penyimpulan : jadi, dengan demikian oleh sebab itu, oleh karena itu

Kata Leksikal

1. Nomina : kata yang mengacu pada benda, baik berupa benda nyata ataupun abstrak.

2. Verba : kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses atau keadaan yang bukan sifat.

3. Adjektiv : kata yang digunakani untuk menggambarkan sifat atau keadaan orang, benda dan binatang.

4. Adverbia : kata yang melengkapi atau memaparkan informasi berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara dan lain sebagainya.

0 komentar:

Pengertian Teks laporan hasil observasi ialah teks yang berisi penjabaran umum atau melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan (obser...

BAB 1 TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB 1 TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

Maret 2019

8 10 99

Pengertian
Teks laporan hasil observasi ialah teks yang berisi penjabaran umum atau melaporkan sesuatu berupa hasil dari pengamatan (observasi), teks laporan observasi juga disebut teks klasifikasi karena memuat klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Menggambarkan ciri, bentuk atau sifat umum seperti benda, hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan atau peristiwa yang terjadi di dalam semesta kita, teks hasil observasi bersifat faktual atau berdasarkan fakta yang ada.

Tujuan
Mengatasi suatu persoalan.
Menemukan teknik atau cara terbaru.
Mengambil keputusan yang lebih efektif.
Melakukan pengawasan dan/atau perbaikan.
Mengetahui perkembangan suatu permasalahan.
Fungsi
Melaporkan tanggung jawab sebuah tugas dan kegiatan pengamatan.
Menjelaskan dasar penyusunan kebijaksanaan, keputusan dan/atau pemecahan masalah dalam pengematan.
Sarana untuk pendokumentasian.
Sebagai sumber informasi terpercaya.
Ciri-Ciri
Bersifat objektif, global, universal.
Objek yang akan dibicarakan/dibahas ialah objek tunggal.
Ditulis secara lengkap dan sempurna.
Ditulis berdasarkan fakta sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan.
Informasi teks merupakan hasil penelitian terkini yang sudah terbukti kebenarannya.
Tidak mengandung prasangka/dugaan/pemihakan yang menyimpang atau tidak tepat.
Saling berkaitan dengan hubungan berjenjang antara kelas dan subkelas yang terdapat di dalamnya.
Sifat Teks
Bersifat Informatif,
Bersifat Komunikatif,
Bersifat Objektif,
Struktur Teks
Terdapat 2 struktur utama yang membantu teks laporan hasil observasi sehingga menjadi satu kesatuan, struktur teksnya yaitu:

Pernyataan umum (klasifikasi) merupakan pembuka atau pengantar mengenai hal yang dilaporkan, ditahap ini akan disampaikan bahwa benda-benda di dunia bisa diklasifikasikan berdasarkan kriteria persamaan dan perbedaan.
Anggota/aspek yang dilaporkan merupakan bahasan atau rincian tentang objek yang diamati.
Struktur lain dari teks laporan observasi yaitu:

Definisi bagian merupakan bagian yang berisi ide pokok dari setiap paragraf “penjelasan rinci”.
Definisi manfaat merupakan bagian yang menjelaskan manfaat dari sesuatu yang dilaporkan.
Penutup merupakan bagian rincian akhir dari teks.
Kaidah Kabahasaan
Ciri bahasa atau kaidah kebahasaan yang digunakan dalam teks ini yaitu:

Menggunakan frasa nomina yang diikuti penjenis dan pendeskripsi.
Menggunakan verba relasional seperti: ialah, merupakan, adalah, yaitu, digolongkan, termasuk, meliputi, terdiri atas, disebut dan lain-lain.
Menggunakan verba aktif alam untuk menjelaskan perilaku seperti: bertelur, membuat, hidup, makan, tidur dan sebagainya.
Menggunakan kata penghubung yang menyatakan tambahan (dan, serta) perbedaan (berbeda dengan), persamaan (sebagaimana, seperti halnya), pertentangan ( tetapi, sedangkan, namun), pilihan (atau).
Menggunakan paragraf dengan kalimat utama untuk menyusun informasi utama, diikuti rincian aspek yang hendak dilaporkan dalam beberapa paragraf.
Menggunakan kata keilmuwan atau teknis seperti: herbivora, degeneratif, osteoporosis, mutualisme, parasitisme, pembuluh vena, leukimia, syndrom, phobia dan lain-lain.
Langkah-langkah Menyusun
Adapun langkah-langkah diantaranya yaitu:

Membuat judul laporan sesuai dengan pengamatan yang telah dilakukan.
Membuat kerangka teks yang condong ke pembuatan gagasan utama sesuai dengan hasil pengamatan.
Menyusun teks berdasarkan gagasan utama yang telah dibuat, diawali dengan paragraf pernyataan umum lalu ke bagian isi, setelah membuat klasifikasi secara umum, langkah berikutny yaitu menjabarkan klasifikasi tersebut berdasarkan hasil pengamatan.
Meneliti kembali hasil penulisan teks, jika ada kalimat janggal atau salah penulisan, segera perbaiki kembali.
Nah kalian juga harus memenuhi syarat atau kriteria teks laporan hasil observasi agar dianggap baik dan benar serta ideal, berikut ini syaratnya:

Mempunyai susunan struktur teks yang urut dan lengkap.
Dalam struktur teks tidak mempunyai kesimpulan/penutup.
Di dalam teks tidak ada opini dari penulis.
Teks menjelaskan sebuah informasi berdasarkan fakta.

0 komentar:

1.  Pengertian Hidrosfer  Bumi tempat tinggal kita ini merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang sebagian besar permukaannya...

BAB 6 DINAMIKA PERUBAHAN HIDROSFER

BAB 6 DINAMIKA PERUBAHAN HIDROSFER

Maret 2019

8 10 99
1.  Pengertian Hidrosfer
 Bumi tempat tinggal kita ini merupakan salah satu planet dalam sistem tata surya yang sebagian besar permukaannya tertutup oleh air. Hampir tiga perempat permukaan bumi tertutup oleh air, baik air yang ada di darat maupun yang ada di laut. Lapisan air yang menutupi permukaan bumi kita ini disebut hidrosfer. Hidrosfer adalah lapisan air yang menutupi permukaan bumi.


A. Siklus Air (Siklus Hidrologi)






Jumlah air di bumi ini tetap, akibat adanya sinar matahari terjadi siklus (daur) air.

Proses terjadinya siklus air dapat Anda pelajari melalui uraian berikut:
 a. Siklus air pendek
 

Karena terjadi pemanasan oleh sinar matahari, air di laut/lautan menguap, membubung di udara. Di udara uap air mengalami penurunan suhu karena perbedaan ketinggian (setiap naik 100 meter suhu udara turun 0,65oC). Dengan demikian semakin ke atas suhu udara semakin rendah, sehingga terjadi proses kondensasi (pengembunan).
Uap air berubah menjadi butir-butir air terkumpul menjadi awan atau mendung dan akhirnya jatuh ke permukaan laut/lautan sebagai hujan.
 b. Siklus air sedang

 http://110.138.206.53/bahan-ajar/modul_online/geografi/MO_137/images/geo108_02.gif
Uap air yang berasal dari laut/lautan ditiup angin bergerak sampai di atas daratan bergabung dengan uap air yang berasal dari sungai, danau, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya. Setelah  encapai ketinggian tertentu uap air berkondensasi membentuk butir-butir air terkumpul menjadi awan dan jatuh di atas daratan sebagai hujan.
Air hujan yang jatuh di daratan mengalir kembali ke laut melalui sungai, permukaan tanah dan melalui resapan di dalam tanah.
 c. Siklus air panjang


 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh26Qq4t007OL0kyOopBzRK1CuqqQ0DSVqKS-N-KtG_GyEGY8fVjMPEoubL-yIR1jiJH-0OuZaclnWvQhxF2CZ4VMBs4OcLuhseEj4v71Y698Uacm6vnQBc12HBQEG24gFsiXkA5HEaOs5R/s400/siklus-panjang.jpg
 Uap air yang berasal dari laut/lautan setelah sampai di atas daratan karena dibawa angin bergabung dengan uap air yang berasal dari danau, sungai, rawa, tumbuh-tumbuhan dan bendabenda lainnya. Uap yang telah bergabung tersebut tidak saja berkondensasi bahkan membeku, membentuk awan yang terdiri dari kristal-kristal es. Kristal-kriatal es turun ke daratan sebagai salju, salju mencair dan mengalir sebagai gletser kemudian akhirnya kembali lagi ke laut.
 Unsur-unsur utama dalam siklus hidrologi :

Unsur-unsur
Penjelasan
Evaporasi
penguapan dari badan air secara langsung
Transpirasi
penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan
Respirasi
penguapan air dari tubuh hewan dan manusia
Evapotranspirasi
perpaduan evaporasi dan transpirasi
Kondensasi
proses perubahan wujud  uap air menjadi titik-titik air sebagai hasil pendinginan
Presipitasi
segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan air, hujan es, hujan salju
Infiltrasi
air yang jatuh ke permukaan tanah dan meresap ke dalam tanah
Perkolasi
air yang meresap terus sampai ke kedalaman tertentu hingga mencapai  air tanah atau groundwater
Run off
air yang mengalir di atas permukaan tanah melalui parit,  sungai, hingga menuju ke laut.


 
B. Perairan Darat
1) Air Tanah
 Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah  atau bebatuan di bawah permukaan tanah.
Penyebab perbedaan kedalaman air tanah
1.     Perbedaan topografi.
2.     Perbedaan jenis tanah
3.     Curah hujan.

Ada bermacam-macam jenis air tanah.

1)     Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah permukaan (Freatik) dan air tanah dalam.

Jenis air tanah
Penjelasan
Contoh
Air tanah permukaan (Freatik)
tanah yang terdapat di atas lapisan tanah / batuan yang tidak tembus air (impermeable).
Air yang ada di sumur-sumur, sungai, danau dan rawa
Air tanah dalam
air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/batuan yang tidak tembus air (impermeable).
Sumur bor atau artesis

 2)     Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari atmosfer (angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi.

Jenis air tanah
Penjelasan
Air Vadose (meteoric)
air tanah berasal dari hujan dan pencairan salju.
air tanah turbir
air tanah yang tersimpan di dalam batuan sedimen
air tanah juvenil
air tanah yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.


Ada 4 wilayah air tanah yaitu:

1)     Wilayah yang masih terpengaruh udara.
Pada bagian teratas dari permukaan bumi terdapat lapisan tanah yang mengandung air. Karena pengaruh gaya berat (gravitasi), air di wilayah ini akan bebas bergerak ke bawah. Tumbuh-tumbuhan memanfaatkan air pada lapisan ini untuk menopang kelangsungan hidupnya.

2)     Wilayah jenuh air.
Wilayah inilah yang disebut dengan wilayah kedalaman sumur. Kedalaman wilayah ini tergantung pada topografi, jenis tanah dan musim.

3)       Wilayah kapiler udara.
Wilayah ini merupakan peralihan antara wilayah terpengaruh udara dengan wilayah jenuh air. Air tanahnya diperoleh dari proses kapilerisasi (perembesan naik) dari wilayah jenuh air.

4)       Wilayah air dalam.
Wilayah ini berisikan air yang terdapat di bawah tanah/batuan yang tidak tembus air.


2). Danau
Danau merupakan suatu daratan yang cekung (basin) yang digenangi air yang cukup banyak. Air yang menggenangi danau bisa berasal dari mata air, air tanah, air sungai yang berpelepasan atau bermuara di danau tersebut atau bisa juga berasal dari air hujan.

Berdasarkan proses kejadiannya danau dibedakan menjadi 6 macam yaitu danau: Tektonik, Vulkanik, Tektono-Vulkanik, Karst, Glasial dan Waduk atau Bendungan.

Jenis Danau
Penjelasan
Contoh
Tektonik
danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik seperti gempa. Akibat gempa terjadi proses patahan (fault) pada permukaan tanah. Permukaan tanah yang patah mengalami pemerosotan atau ambles (subsidence) dan menjadi cekung. Selanjutnya bagian yang cekung karena ambles tersebut terisi air dan terbentuklah danau.
danau Poso, danau Tempe, danau Tondano, dan danau Towuti di Sulawesi. Danau Singkarak, danau Maninjau, dan danau Takengon di Sumatera.
Vulkanik
danau yang terdapat pada kawah lubang kepunden bekas letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan yang menutup kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas lubang di sana. Ketika terjadi hujan lubang tersebut terisi air dan membentuk sebuah danau.
Danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, danau gunung Lamongan di Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di Sumatera Barat serta Kawah gunung Kelud.

Tektono-Vulkanik
danau yang terjadi akibat proses gabungan antara proses vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus, sebagian tanah/batuan yang menutupi gunung patah dan merosot membentuk cekungan. Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan terbentuklah danau.
danau Toba di Sumatera Utara
Karst
danau yang terdapat di daerah berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat adanya erosi atau pelarutan batu kapur. Bekas erosi membentuk cekungan dan cekungan terisi air sehingga terbentuklah danau.
Doline, Uvala
Glasial
danau yang terjadi karena adanya erosi gletser. Pencairan es akibat erosi mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga terbentuk danau.
terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada yaitu danau Superior, danau Michigan dan danau Ontario.
Waduk atau Bendungan
danau yang sengaja dibuat oleh manusia. Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik tenaga air, perikanan, pertanian dan rekreasi.
Saguling, Cirata dan Jatiluhur, Darma di Jawa Barat,

 3). Rawa
Rawa atau paya-paya adalah daerah rendah yang selalu tergenang air. Air yang menggenangi rawa bisa berupa air hujan, air sungai maupun dari sumber mata air tanah.

Ada dua jenis rawa yaitu:
1) Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, dan
2) Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian.

Rawa jenis pertama tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu tergenang. Sedangkan rawa jenis kedua memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya berganti.

Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1)     Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman air (pH) mencapai 4,5.
2)     Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun tumbuhtumbuhan) yang hidup.
3)     Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal

Sedangkan rawa yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri yang sebaliknya yaitu:
  1)     Airnya tidak terlalu asam.
2)     Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta tumbuh-tumbuhan rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-lain.
3)     Dapat diolah menjadi lahan pertanian.

Manfaat rawa bagi manusia, antara lain :
1)     Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku pembuatan biogas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas, dompet, hiasan dinding dan lain-lain,
2)     Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut,
3)     Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat, dan
4)     Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.
 4). Sungai
Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah di sekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa atau ke sungai yang lain.

Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu: sungai hujan, sungai gletser dan sungai campuran.

Jenis Sungai
Penjelasan
Contoh
Sungai Hujan
Sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air.
Sebagian besar sungai-sungai yang ada di Indonesia
Sungai Gletser,
sungai yang airnya berasal dari pencairan es.
Sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg.Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen)
Sungai Campuran
sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air.
sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).

Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu sungai permanen, sungai periodik, sungai episodik, dan sungai ephemeral.

Jenis Sungai
Penjelasan
Contoh
Sungai Permanen
sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap
sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
Sungai Periodik
sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil.
sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah. Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas di Jawa Timur.
Sungai Episodik
sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya banyak.
Sungai Kalada di pulau Sumba
Sungai Ephemeral
sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.


Berdasarkan arah alirannya, sungai dibedakan menjadi 5 jenis yaitu sungai konsekuen, sungai subsekuen, sungai obsekuen, sungai resekuen dan sungai insekuen.

Jenis Sungai
Penjelasan
Sungai Konsekuen
sungai yang airnya mengalir mengikuti arah lereng awal
Sungai Subsekuen atau strike valley
sungai yang aliran airnya mengikuti strike batuan
Sungai Obsekuen
sungai yang aliran airnya berlawanan arah dengan sungai konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan batuan serta bermuara di sungai subsekuen
Sungai Resekuen
sungai yang airnya mengalir mengikuti arah kemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
Sungai Insekuen
sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh litologi maupun struktur geologi.

Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan menjadi dua yaitu sungai anteseden dan sungai sungai superposed.

Jenis Sungai
Penjelasan
Sungai Anteseden
sungai yang tetap mempertahankan arah aliran airnya walaupun ada struktur geologi (batuan) yang melintang. Hal ini terjadi karena kekuatan arusnya, sehingga mampu menembus batuan yang merintanginya.
Sungai Superposed
sungai yang melintang, struktur dan prosesnya dibimbing oleh lapisan batuan yang menutupinya.

Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan menjadi 6 macam yaitu radial, dendritik, trellis, rektanguler dan pinate).

Jenis Sungai
Penjelasan
Radial Sentripetal
pola aliran yang mengumpul menuju ke pusat. Pola ini terdapat
di daerah basin (cekungan)
Radial sentrifugal
pola aliran yang menyebar meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini terdapat di daerah gunung yang berbentuk kerucut
Dendritik
pola aliran yang tidak teratur. Pola alirannya seperti pohon, di mana sungai induk memperoleh aliran dari anak sungainya. Jenis ini biasanya terdapat di daerah datar atau daerah dataran pantai.
Trellis
pola aliran yang menyirip seperti daun. Aliran di daerah lipatan
Rektangular
pola aliran yang membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku 90. Aliran di daerah patahan
Pinate
pola aliran di mana muara-muara anak sungainya membentuk sudut lancip
Anular
pola aliran sungai yang membentuk lingkaran. Mengalir melalui daerah berstruktur dome (kubah).


Bagian-bagian Sungai dan Ciri-cirinya

Bagian-bagian dari sungai bisa dikategorikan menjadi tiga, yaitu bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir.

Bagian Sungai
Ciri-ciri
Hulu
·   arusnya deras,
·   daya erosinya besar,
·   arah erosinya (terutama bagian dasar sungai) vertikal.
·   Palung sungai berbentuk V dan lerengnya cembung (convecs),
·   kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram
·   tidak terjadi pengendapan.
Tengah
·   arusnya tidak begitu deras,
·   daya erosinya mulai berkurang,
·   arah erosi ke bagian dasar dan samping (vertikal dan horizontal),
·   palung sungai berbentuk U (konkaf),
·   mulai terjadi pengendapan (sedimentasi)
·   mulai terjadi meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180atau lebih.
Hilir
·   arusnya tenang,
·   daya erosi kecil dengan arah ke samping (horizontal),
·   banyak terjadi pengendapan,
·   sering terjadi meander
·   di bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta palungnya lebar



Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai sering disebut dengan Drainage Area, atau Rivers basin atau Watershed.
DAS adalah daerah yang berada di sekitar sungai, apabila terjadi turun hujan di daerah tersebut, airnya mengalir ke sungai yang bersangkutan.
DAS merupakan daerah di sekitar sungai tempat air hujan tertampung dan tempat di mana air hujan dialirkan ke sungai tersebut. DAS dibedakan menjadi dua yaitu DAS gemuk dan DAS kurus.

Jenis DAS
Penjelasan
DAS gemuk
suatu DAS yang luas sehingga memiliki daya tampung air yang besar. Sungai dengan DAS seperti ini, airnya cenderung meluap bila di bagian hulu terjadi hujan deras.
DAS kurus
DAS yang relatif tidak luas sehingga daya tampung airnya kecil. Sungai dengan DAS semacam ini luapan airnya tidak begitu hebat ketika bagian hulunya terjadi hujan lebat.

Cara menjaga kelestarian DAS antara lain tidak menggunduli hutan/tanaman-tanaman di areal DAS. Cara lainnya yaitu tidak mendirikan bangunan di areal DAS sebagai tempat pemukiman atau keperluan lainnya.

Kerusakan DAS
Dampak dari Kerusakan DAS
·       Lingkungan DAS semakin bertambah gundul,
·       Di sekitar DAS menjadi tempat pemukiman penduduk yang padat.
·       air sungai meluap, sering terjadi banjir,
·       akan terbentuk delta sungai,
·       dataran pantai (tempat bermuaranya sungai) bertambah luas.





C. Perairan Laut

Jenis Laut

Menurut cara terjadinya kita mengenal adanya laut Transgresi, laut Ingresi dan laut Regresi.

Jenis Laut
Penjelasan
Contoh
Laut Transgresi (laut yang meluas),
terjadi karena adanya perubahan permukaan laut secara positif (secara meluas). Perubahan permukaan ini terjadi karena naiknya permukaan air laut atau daratannya yang turun, sehingga bagian-bagian daratan yang rendah tergenang air laut. Perubahan ini terjadi pada zaman es.
laut Jawa, laut Arafuru dan laut Utara
Laut Ingresi
laut yang terjadi karena adanya penurunan tanah di dasar laut. Oleh karena itu laut ini juga sering disebut laut tanah turun. Penurunan tanah di dasar laut akan membentuk lubuk laut dan palung laut. Lubuk laut atau basin adalah penurunan di dasar laut yang berbentuk bulat
palung Mindanau yang dalamnya 10.085 m, palung Sunda yang dalamnya 7.450 m, palung Jepang yang dalamnya 9.433 m serta palung Mariana yang dalamnya 10.683 m (terdalam di dunia).
Laut Regresi
laut yang menyempit. Penyempitan terjadi karena adanya pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur dan lain-lain) yang dibawa oleh sungai-sungai yang bermuara di laut tersebut
Penyempitan laut banyak terjadi di pantai utara pulau Jawa

Menurut letaknya, laut dibedakan menjadi tiga yaitu laut tepi, laut pertengahan dan laut pedalaman.

Jenis Laut
Penjelasan
Contoh
Laut tepi
(laut pinggir)
laut yang terletak di tepi benua (kontinen) dan seolah-olah terpisah dari samudera luas oleh daratan pulau-pulau atau jazirah.
Laut Cina Selatan dipisahkan oleh kepulauan Indonesia dan kepulauan Filipina.

Laut pertengahan
laut yang terletak di antara benua-benua. Lautnya dalam dan mempunyai gugusan pulau-pulau.
Tengah di antara benua Afrika-Asia dan Eropa, laut Es Utara di antara benua Asia dengan Amerika dan laut-laut di kepulauan Indonesia.
Laut pedalaman
laut-laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan
Laut Kaspia, laut Hitam dan laut Mati.

Berdasarkan kedalamannya laut dibedakan menjadi 4 wilayah (zona) yaitu: zona Lithoral, zona Neritic, zona Bathyal dan zona Abysal.

Jenis Laut
Penjelasan
Zone Lithoral
wilayah pantai atau pesisir atau shore. Di wilayah ini pada saat air pasang tergenang air dan pada saat air laut surut berubah menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering juga disebut wilayah pasang-surut.
Zone Epineritik
Laut-laut yang memiliki kedalaman antara 0 – 50 meter. Banyak terumbu karang, padang lamun.
Zone Neritik
Laut yang memiliki kedalaman antara 50 – 200 m. Merupakan zone laut tempat hidup banyak organism laut karena sinar matahari masih tembus sampai ke dasar laut, sehingga memudahkan tumbuhan laut melakukan fotosintesis.
Zone Bathial
Laut yang memiliki kedalaman antara 200 – 2.000 m. Sudah mulai jarang organism laut
Zone Abbysal
Laut yang memiliki kedalaman antara 2.000 – 5.000 m. sangat jarang organism laut. Tempat hidup predator pemakan bangkau yang dapat memancarkan cahaya sendiri. Contoh ikan angler.
Zone Hadal
Laut yang memiliki kedalaman lebih dari 5.000 m.


Cara Mengukur Kedalaman Laut

Ada dua cara yang dapat ditempuh untuk mengukur kedalaman laut yaitu dengan menggunakan teknik bandul timah hitam (dradloading) dan teknik Gema duga atau Echo Sounder atau Echoloading.

a. Teknik Bandul Timah Hitam (dradloading)

Teknik ini ditempuh dengan menggunakan tali panjang yang ujungnya diikat dengan bandul timah sebagai pemberat. Dari sebuah kapal tali diturunkan hingga bandul menyentuh dasar laut. Selanjutnya panjang tali diukur dan itulah kedalaman laut.


b. Gema duga atau Echo Sounder atau Echoloading

Penggunaan teknik ini didasarkan pada hukum fisika tentang perambatan dan peantulan bunyi dalam air. Isyarat bunyi yang dikeluarkan dari sebuah peralatan yang dipasang di dasar kapal memiliki kecepatan merambat rata-rata 1600 meter per detik sampai membentur dasar laut. Setelah membentur dasar laut bunyi dipantulkan dalam bentuk gema dan ditangkap melalui sebuah peralatan yang juga dipasang di dasar kapal. Jarak waktu yang diperlukan untuk perambatan dan pemantulan dapat diterjemahkan sebagai kedalaman laut.

Rumus untuk mencari kedalaman laut melalui teknik gema duga adalah sebagai
d = ½ ( V x t)

berikut:


di mana d = kedalaman laut, V = kecepatan suara dalam laut dan t = waktu

Misalnya diketahui waktu yang diperlukan untuk perambatan bolak-balik (t) ada 4 detik dan kecepatan suara dalam laut (V) = 1600 m/detik, maka kedalaman laut dapat dihitung sebagai berikut:

d = ½ ( V x t)
d = ½ (1.600 x 4)
d= ½ x 6.400 m
d= 3.200 m

jadi kedalaman laut  adalah 3.200 m

Morfologi Dasar Laut

Seperti halnya bentuk muka bumi di daratan yang beraneka ragam, bentuk muka bumi di lautan juga beragam. Bedanya bentuk muka bumi di lautan tidak seruncing dan sekasar relatif di daratan. Keadaan ini akibat dari erosi dan pengupasan olah arus laut.

Bentuk-bentuk muka bumi di lautan adalah sebagai berikut :

1.     Landas kontinen (continental shelf), yaitu wilayah laut yang dangkal di sepanjang pantai dengan kedalaman kurang dari 200 meter, dengan kemiringan kira-kira 8,4 %. Landas kontinen merupakan, dasar laut dangkal di sepanjang pantai dan menjadi bagian dari daratan. Contohnya Dangkalan Sunda yang merupakan bagian dari Benua Asia yang terletak antara Pulau Kalimantan, Jawa dan Sumatra.
2.     Lereng benua (continental slope), merupakan kelanjutan dari continental shelf dengan kemiringan antara 4 % sampai 6 %. Kedalaman lereng benua lebih dari 200 meter.
3.     Dasar Samudra (ocean floor), meliputi:
Deep Sea Plain, yaitu dataran dasar laut dalam dengan kedalaman lebih dari 1000 meter.
The Deep, yaitu dasar laut yang terdalam yang berbentuk palung laut (trog).

Pada ocean floor terdapat relief bentukan antara lain:

Relief
Penjelasan
Contoh
Gunung laut
gunung yang kakinya di dasar laut sedangkan badan puncaknya muncul ke atas permukaan laut dan merupakan sebuah pulau.
Gunung Krakatau.
Seamount
gunung di dasar laut dengan lereng yang curam dan berpuncak runcing serta kemungkinan mempunya tinggi sampai 1 km atau lebih tetapi tidak sampai ke permukaan laut.
St. Helena, Azores da Ascension di laut Atlantik.
Guyot
gunung di dasar laut yang bentuknya serupa dengan seamount tetapi bagian puncaknya datar
Banyak terdapat di lautan Pasifik.
Punggung laut (ridge)
punggung pegunungan yang ada di dasar laut.
punggung laut Sibolga.
Ambang Laut
pegunungan di dasar laut yang terletak diantara dua laut dalam.
ambang laut sulu, ambang laut sulawesi.
Lubuk laut (basin)
dasar laut yang bentuknya bulat cekung yang terjadi karena ingresi.
dasar laut yang bentuknya bulat cekung yang terjadi karena ingresi.
Palung laut (trog)
lembah yang dalam dan memanjang di dasar laut terjadi karena ingresi
Palung Sunda, Palung Mindanao, Palung Mariana.


Gerak Air Laut

Gerakan air laut yaitu: arus laut, gelombang laut, dan pasang surut air laut.

Arus laut

Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ketempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping).

Faktor-faktor yang mempengaruhi arus laut, antara lain :
1.   Gaya coriolis, yaitu gaya yang membelok arah arus dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mangarah ke kiri di belahan bumi selatan.
2.   Angin yang bertiup
3.   Perbedaan kadar garam.

Nama-nama arus yang terdapat di samudra-samudra :

a. Di Samudera Pasifik

Letak
Nama Arus
Penjelasan
Utara Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Utara
arus panas yang mengalir menuju ke arah barat sejajar dengan garis khatulistiwa dan ditimbulkan serta didorong oleh angin pasat timur laut.
Arus Kuroshio
lanjutan arus khatulistiwa utara karena setelah sampai di dekat Kepulauan Filipina, arahnya menuju ke utara. Arus ini merupakan arus panas yang mengalir dari utara Kepulauan Filipina, menyusur sebelah timur Kepulauan Jepang dan terus ke pesisir Amerika Utara (terutama Kanada). Arus ini didorong oleh angin barat.
Arus Kalifornia
mengalir di sepanjang pesisir barat Amerika Utara ke arah selatan menuju ke khatulistiwa. Arus ini merupakan lanjutan arus kuroshio, termasuk arus menyimpang (pengaruh daratan) dan arus dingin.
Arus Oyashio
arus dingin yang didorong oleh angin timur dan mengalir dari selat Bering menuju ke selatan dan berakhir di sebelah timur Kepulauan Jepang bertemu dengan arus Kuroshio (terhambat oleh kuroshio). Di tempat pertemuaan arus dingin Oyashio dengan arus panas Kuroshio terdapat daerah perikanan yang kaya, sebab plankton-plankton yang terbawa oleh arus Oyashio berhenti pada daerah pertemuaan arus panas Kuroshio yang hangat dan tumbuh subur.
Selatan Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Selatan
arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan atau didorong oleh angin pasat tenggara.
Arus Humboldt atau Arus Peru
lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir di sepanjang barat Amerika Selatan menyusur ke arah utara. Arus ini merupakan arus menyimpang serta didorong oleh angin pasat tenggara dan termasuk arus dingin.
Arus Australia Timur
merupakan lanjutan arus khatulistiwa selatan yang mengalir di sepanjang pesisir Australia Timur dari arah utara ke selatan (sebelah timur Great Barrier Reef).
Arus Angin Barat
lanjutan dari sebagian arus Australia timur yang mengalir menuju ke timur (pada lintang 30°- 40°LS) dan sejajar dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh angin barat.
Di sepanjang garis khatulistiwa
Arus pengisi/arus perata disebut “arus kompensasi”
Arus Khatulistiwa Utara dan Arus Khatulistiwa Selatan setelah bergerak,meninggalkan tempat yang tinggi airnya lebih rendah dari sekitarnya, sehingga segera tempat ini diisi oleh aliran air laut baru yang membentuk arus. Contohnya adalah Arus Sungsang Khatulistiwa, yang mengalir sepanjang garis khatulistiwa ke timur dan merupakan arus panas.

b.    Di Samudera Atlantik

Letak
Nama Arus
Penjelasan
Utara Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Utara
arus panas yang mengalir menuju ke arah barat sejajar dengan garis khatulistiwa dan ditimbulkan serta didorong oleh angin pasat timur laut.
Arus Teluk Gulfstream
arus menyimpang yang segera diperkuat oleh dorongan angin besar dan merupakan arus panas. Arus khatulistiwa utara (ditambah dengan sebagian arus khatulistiwa selatan) semula masuk ke Laut Karibia terus ke Teluk Mexiko dan keluar dari teluk ini melalui Selat Florida(sebagai Arus Florida).
Arus Tanah Hijau Timur atau Arus Greenland Timur,
arus dingin yang mengalir dari laut Kutub Utara ke selatan menyusur pantai timur Tanah Hijau. Arus ini didorong oleh angin timur (yang berasal dari daerah kutub).
Arus Labrador
berasal dari laut Kutub Utara yang mengalir ke selatan menyusuri pantai timur Labrador. Arus ini didorong oleh angin timur dan merupakan arus dingin, yang pada umumnya membawa “gunung es” yang ikut dihanyutkan.
Arus Canari
arus menyimpang dan termasuk arus dingin. Arus ini merupakan lanjutan sebagian arus teluk yang mengubah arahnya setelah pengaruh daratan Spanyol dan mengalir ke arah selatan menyusur pantai barat Afrika Utara.
Selatan Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Selatan
arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan atau didorong oleh angin pasat tenggara.
Arus Brazilia
lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir ke arah selatan menyusuri pantai timur Amerika Selatan (khususnya Brazilia). Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus panas.
Arus Benguela
lanjutan dari sebagian arus angin barat, yang mengalir ke arah utara menyusuri pantai barat Afrika Selatan. Arus ini merupakan arus dingin, yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan.
Arus Angin Barat
lanjutan dari sebagian arus Brazilia yang mengalir menuju ke timur (pada lintang 30°- 40°LS) dan sejajar dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh angin barat dan merupakan arus dingin.


c. Di Samudera Hindia

Letak
Nama Arus
Penjelasan
Utara Khatulistiwa
Arus Musim Barat Daya
arus panas yang mengalir menuju ke timur menyusuri Laut Arab dan Teluk Benguela. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin musim barat daya. Arus ini berjalan kurang kuat sebab mendapa hambatan dari gerakan angin pasat timur laut.
Arus Musim Timur Laut
arus panas yang mengalir menuju ke barat menyusuri Teluk Benguela dan Laut Arab. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin musim timur laut.
Selatan Khatulistiwa
Arus Khatulistiwa Selatan
arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa yang nantinya pecah menjadi dua (Arus Maskarena dan Arus Agulhas setelah sampai di timur Madagaskar). Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat tenggara.
Arus Maskarena dan Arus Agulhas,
arus menyimpang dan merupakan arus panas. Arus ini juga merupakan lanjutan dari pecahan Arus Khatulistiwa Selatan. Arus Maskarena mengalir menuju ke selatan, menyusuri pantai Pulau Madagaskar Timur. Arus Agulhas juga mengalir menuju ke selatan menyusuri pantai Pulau Madagaskar Barat.
Arus Angin Barat
lanjutan dari sebagian arus angin barat, yang mengalir ke arah utara menyusur pantai barat Benua Australia. Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus dingin yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan.




Peta Arus Laut Dunia



Gelombang laut

Gelombang laut atau ombak merupakan gerakan air laut yang paling umum dan mudah kita amati. Helmholts menerangkan prinsip dasar terjadinya gelombang laut sebagai berikut :
“Jika ada dua massa benda yang berbeda kerapatannya (densitasnya) bergesekan satu sama lain, maka pada bidang gerakannya akan terbentuk gelombang”.

Gelombang terjadi karena beberapa sebab, antara lain:

a.   Karena angin. Gelombang terjadi karena adanya gesekan angin di permukaan, oleh karena itu arah gelombang sesuai dengan arah angin.
b.  Karena menabrak pantai. Gelombang yang sampai ke pantai akan terjadib hempasan dan pecah. Air yang pacah itu akan terjadi arus balik dan membentuk gelombang, oleh karena itu arahnya akan berlawanan dengan arah datangnya gelombang
c.   Karena gempa bumi. Gelombang laut terjadi karena adanya gempa di dasar laut. Gempa terjadi karena adanya gunung laut yang meletus atau adanya getaran/pergeseran kulit bumi di dasar laut.

Gerakan permukaan gelombang dapat dikelompokan sebagai berikut:

Gerakan permukaan
Penjelasan
Gerak osilasi
gerak gelombang akibat molekul air bergerak melingkar. Gerak osilasi biasanya terjadi di laut lepas, yaitu pada bagian laut dalam. Adanya gelombang dibangkitkan oleh kecepatan angin, lamanya angin bertiup, luas daerah yang ditiup angin (fetch), dan kedalaman laut. Gelombang ini memiliki tinggi dan lembah gelombang. Puncak gelombang akan pecah di dekat pantai yang disebut breaker atau gelora.
Gerak translasi
gelombang osilasi yang telah pecah lalu seperti memburu garis pantai, bergerak searah dengan gerak gelombang tanpa diimbangi gerakan mundur. Gelombang ini tidak memiliki puncak dan lembah yang kemucian dikenal dengan istilah surf. Gelombang ini dimanfaatkan untuk olah raga surfing.
Gerak swash dan back swash
berbentuk gelombang telah menyentuh garis pantai. Kedatangan gelombang disebut swash, sedangkan ketika kembali disebut back swash


Pasang Surut (Ocean Tide)

Pasang naik dan pasang surut merupakan bentuk gerakan air laut yang terjadi karena pengaruh gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Hal ini didasarkan pada hukum Newton yang berbunyi:

Dua benda akan terjadi saling tarik menarik dengan kekuatan yang berbanding terbalik dengan pangkat dua jaraknya.

Berdasarkan hukum tersebut berarti makin besar/jauh jaraknya makin kecil daya tariknya. Karena jarak dari bumi ke matahari lebih jauh dari pada ke jarak bulan, maka pasang surut permukaan air laut lebih banyak dipengaruhi oleh bulan.

Ada dua macam pasang surut.

1)       Pasang Purnama, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut tertinggi (besar). Pasang besar terjadi pada tanggal 1 (berdasarkan kalender bulan) dan pada tanggal 14 (saat bulan purnama).
2)       Pasang Perbani, ialah peristiwa terjadinya pasang naik dan pasang surut terendah (kecil). Pasang kecil terjadi pada tanggal 7 dan 21 kalender bulan. Pada kedua tanggal tersebut posisi Matahari - bulan - B u m i membentuk sudut 900. Gaya tarik Bulan dan Matahari terhadap Bumi berlawanan arah sehingga kekuatannya menjadi berkurang (saling melemahkan) dan terjadilah pasang terendah (rendah).

Terjadinya peristiwa pasang surut permukaan air laut sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, antara lain: untuk kepentingan penelitian, usaha pertambakan, kepentingan militer misalnya untuk mengatur pendaratan pasukan katak, sumber energi listrik, usaha pertanian lahan pasang surut.

B. Kualitas Air Laut

Air Laut dipermukaan bumi dapat dibedakan antara wilayah laut yang satu dengan wilayah laut yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari suhu, kecerahan, dan salinitas.


1. Suhu air laut

Keadaan suhu perairan laut banyak ditentukan oleh penyinaran matahari yang disebut proses insolation. Pemanasan di daerah tropik/khatulistiwa akan berbeda dengan hasil pemanasan di daerah lintang tengah atau kutub. Oleh karena bentuk bumi bulat, di daerah tropis sinar matahari jatuh hampir tegak lurus, sedangkan di daerah kutub umumnya menerima sinar matahari dengan sinar yang condong. Sinar jatuh condong bidang jatuhnya akan lebih luas dari pada sinar jatuh tegak. Selain oleh kemiringan sinar jatuh, di daerah kutub banyak sinar dipantulkan kembali ke atmosfer sehingga semakin menambah dingin keadaan suhu di daerah kutub.
Namun walaupun di daerah tropis lebih panas dari kutub, daerah tropis memiliki suhu air lebih rendah dibandingkan suhu air laut di daerah subtropis. Hal ini karena faktor keawanan yang menutupi di daerah tropis banyak awan yang menutupi dibandingkan dengan di daerah subtropik. Awan banyak menyerap sinar datang dan menimbulkan nilai kelembaban udara yang tinggi. Adapun di daerah subtropik, insolation yang tinggi tidak diikuti oleh kelembaban dan keawanan sehingga di daerah ini lebih panas.
Berdasarkan kedalamannya, sinar matahari banyak diserap oleh lapisan permukaan laut hingga kedalaman antara 200 – 1000 meter suhu turun secara drastis, dan pada daerah yang terdalam bisa mencapai suhu kurang dari 2°C.

Pola suhu di perairan laut pada umumnya:

a. Makin ke kutub makin dingin.
Pada permukaan samudera, umumnya dari khatulistiwa berangsur-angsur dingin sampai ke  laut-laut kutub, di khatulistiwa ± 28° C, pada laut-laut kutub antara 0° sampai 2° C.

b. Makin ke bawah makin dingin
Panas matahari hanya berpengaruh di lapisan atas saja. Di dasar samudera rata-rata 2° C (juga di dasar samudera daerah tropik). Sebab yang utama adalah karena air dingin yang berasal dari daerah kutub mengalir kearah khatulistiwa.

2.  Kecerahan Air Laut
         
Kecerahan air laut ditentukan oleh kekeruhan air laut itu sendiri dari kandungan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai. Pada laut yang keruh, radiasi sinar matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis tumbuhan laut akan kurang dibandingkan dengan air laut jernih. Air laut juga menampakan warna yang berbeda-beda tergantung pada zatzat organik maupun anorganik yang ada.

Ada beberapa warna-warna air laut karena beberapa sebab:

Warna air laut
Penyebab
Biru
sinar matahari yang bergelombang pendek (sinar biru) dipantulkan lebih banyak dari pada sinar lain.
Kuning
dasarnya terdapat lumpur kuning, misalnya sungai kuning di Cina.
Hijau
adanya lumpur yang diendapkan dekat pantai yang memantulkan warna hijau dan juga karena adanya planton-planton dalam jumlah besar.
Merah
banyaknya binatang-binatang kecil berwarna merah atau ganggang merah  yang terapung-apung.
Ungu
adanya organisme kecil yang mengeluarkan sinar fosfor seperti di laut ambon.
Hitam
di dasarnya terdapat lumpur hitam seperti di laut hitam
Putih
permukaannya selalu tertutup es seperti di laut kutub utara dan selatan.


3. Salinitas Air Laut

Salinitas atau kadar garam ialah banyaknya garam-garaman (dalam gram) yang terdapat dalam 1 Kg (1000 gr) air laut, yang dinyatakan dengan ‰ atau perseribu.
Salinitas umumnya stabil, walaupun di beberapa tempat terjadi fluktuasi. Laut Mediterania dan Laut Merah dapat mencapai 39 ‰ – 40 ‰ yang disebabkan banyak penguapan, sebaliknya dapat turut dengan drastis jika turun hujan.

Tinggi rendahnya kadar garam (salinitas) sangat tergantung kepada faktor-faktor berikut :
a.   Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah, maka salinitasnya tinggi.
b.   Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
c.   Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah.

Organisme Laut

Banyak organism yang terdapat di laut, organisme laut dibagi dalam jenis-jenis Plankton, Nekton dan Bentos.

Organisme Laut
Penjelasan
Plankton
Plankton terdiri dari dua jenis yaitu fitoplankton (golongan tumbuh-tumbuhan) dan zooplankton (golongan hewan).
1)     Fitoplankton, adalah tumbuh-tumbuhan air yang berukuran kecil, ia melayanglayang di air merupakan organisme laut yang menjadi makanan utama bagi ikan-ikan laut berukuran sedang dan kecil. Ia mampu memproduksi makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Contoh plankton ini yaitu Alga merah banyak terdapat di Laut Merah, Alga biru banyak terdapat di Laut Tropik,  Dinophysis, Navicula dan lain-lain.
2)     Zooplankton, adalah sebuah koloni (kelompok) yang terdiri dari berbagai-jenis hewan kecil yang sangat banyak jumlahnya. Contoh zooplankton misalnya Copepoda, Tomopteris, Arrow Wori, Jelly Fish (ubur-ubur) dan Crustace.
Di samping menjadi makanan utama ikan, tumpukan bangkai plankton di laut dangkal juga merupakan bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setelah mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
Nekton
Nekton adalah hewan-hewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke mari seperti ikan-ikan laut, reptil laut, mamalia laut, cumi-cumi dan lain-lain.
Bentos
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut baik yang menempel pada pasir maupun lumpur. Bentos dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
1)    Bentos sesil adalah organisme dasar laut yang tidak bergerak contoh terumbu karang, koral, dll,
2)    Bentos vagile adalah organisme dasar laut yang bergerakBeberapa contoh  kerang, bulu babi, bintang laut, cambuk laut dan lain-lain.

Pembagian wilayah perairan laut di Indonesia

Ada tiga hal yang akan dikupas dalam masalah ini yaitu Batas Laut Nusantara, Batas Landas kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusive (ZEE).
Tentang batas perairan suatu negara telah disepakati oleh negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sesuai dengan hasil Konferensi Hukum Laut Internasional yang telah disepakati, Indonesia memiliki tiga batas wilayah laut yaitu Batas Laut Teritorial, Batas Landas Kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).


Wilayah Laut
Penjelasan
Batas Laut Teritorial
Laut Nusantara merupakan laut yang berada di antara pulau-pulau yang dibatasi oleh garis dasar pulau tersebut. Sedangkan Batas Laut Teritorial merupakan batas kedaulatan penuh negara Indonesia artinya negara-negara lain tidak diperbolehkan memasuki wilayah ini tanpa izin negara kita. Namun demikian Indonesia juga menyediakan jalur pelayaran sebagai prasarana lalu lintas damai. Di jalur ini Indonesia mempunyai hak penuh untuk memanfaatkan sumberdaya yang terkandung di dalamnya.
Batas Laut Teritorial ini ditarik sejauh 12 mil laut dari garis pantai yang terjauh menjorok ke laut (1 mil laut = 1,852 km).
Batas Landas Kontinen
menentukan apakah dasar laut merupakan kelanjutan dari suatu benua, biasanya dilihat dari struktur batuan pembentuknya (kondisi geologi). Yang paling mudah diamati, landas kontinen memiliki kedalaman tidak boleh lebih dari 150 meter.
Sedangkan Batas Landas Kontinen merupakan batas dasar laut yang sumberdaya alamnya dapat dikelola oleh negara yang bersangkutan. Batas Landas Kontinen diukur dari garis dasar ke arah luar paling jauh 200 mil laut.
Jika terdapat 2 negara yang berdampingan dalam satu landas kontinen dengan jarak yang kurang dari 200 mil, maka untuk menentukan batas landas kontinen bagi kedua negara tersebut dilakukan dengan cara membagi dua wilayah tersebut yang sama jauhnya dari garis pantai masing-masing.
Negara kita terletak pada 2 landas kontinen (landas kontinen Asia di bagian barat dan landas kontinen Australia di bagian timur), maka baik batas Indonesia dengan Malaysia dan Thailand (di bagian barat) serta Indonesia dengan Australia (di bagian timur) keduanya menggunakan Batas Landas Kontinen.
Batas Landas Kontinen Indonesia dengan Malaysia dan Thailand di selat Malaka, Batas Landas Kontinen Indonesia dengan Australia di selat Arafuru. Indonesia memiliki hak penuh untuk mengelola sumber alam yang terkandung di dasar laut yang masih dalam wilayah Batas Landas Kontinen dengan tetap menghormati dan tanpa mengganggu jalur lalu lintas pelayaran damai.
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah daerah-daerah yang berbatasan dengan laut bebas seperti sebelah selatan pulau Jawa dan sebelah barat pulau Sumatera yang berbatasan dengan Samudera Hindia atau Maluku Utara yang berbatasan dengan Samudera Pasifik.
ZEE diukur sejauh 200 mil laut dari garis pantai yang paling jauh menjorok ke laut (garis dasar). Di wilayah ini Indonesia memiliki hak dan kesempatan yang pertama untuk mengelola sumber daya alam yang terdapat di dalamnya dengan tanpa mengganggu jalur lalu lintas damai yang terdapat di wilayah tersebut.
Di luar ZEE adalah laut bebas yang siapapun boleh memanfaatkannya sepanjang ia mampu.

0 komentar:

A. Struktur Lapisan Atmosfer dan Pemanfaatannya Pengertian atmosfer : Berasal dari bahasa Yunani, yaitu atmos (uap) dan shpaira (bola/bumi)...

BAB 5 DINAMIKA PERUBAHAN ATMOSFER

BAB 5 DINAMIKA PERUBAHAN ATMOSFER

Maret 2019

8 10 99
A. Struktur Lapisan Atmosfer dan Pemanfaatannya
Pengertian atmosfer : Berasal dari bahasa Yunani, yaitu atmos (uap) dan shpaira (bola/bumi). Jadi, atmosfer mempunyai pengertian selubung berwujud gas yang mengelilingi bumi

Komposisi atmosfer : Atmosfer terdiri dari berbagai macam gas. Ketebalan atmosfer mencapai 10.000 km dari permukaan laut. Makin tinggi, lapisan udara makin tipis. Dalam keadaan kering susunan udara adalah sebagai berikut :
Nitrogen = 78,08%
Oksigen = 21%
Karbondioksida = 0,03%

Manfaat Atmosfer Bagi Kehidupan :
Untuk melindungi bumi dari jatuhnya batuan meteor
Memantulkan gelombang radio/TV
Filter sinar ultrviolet matahari
Tempat terjadinya gejala cuaca seperti hujan, angin, awan

Cuaca dan Iklim :
Cuaca adalah rata-rata keadaan udara pada suatu saat di suatu tempat. Ilmu yang mempelajari cuaca dinamakan meteorologi.
Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada tempat yang luas dan dalam waktu yang lama (10–30 tahun). Ilmu yang mempelajari iklim disebut klimatologi.

Unsur-unsur Pembentuk Cuaca dan Iklim :
Suhu
Kelembapan
Curah hujan
Angin
Tekanan udara
Penyinaran matahari

Suhu
panas dinginnya udara.
Alat pengukur suhu disebut termometer.
Pada umumnya suhu di permukaan bumi dipengaruhi oleh banyak-sedikitnya panas matahari.
Faktor yang mempengaruhi banyak-sedikitnya panas yang diterima bumi antara lain:
Sudut datang matahari
Lamanya penyinaran
Awan
Keadaan tanah
Angin dan arus laut
Relief bumi.
Pemanasan udara dibedakan atas:
Langsung
Absorbsi: penyerapan radiasi matahari.
Refleksi: pemantulan sinar matahari.
Difusi: penghamburan sinar matahari.
Tidak langsung
Konduksi: penerusan energi.
Konveksi: pemanasan udara secara vertikal.
Adveksi: pemanasan udara secara horizontal.
Turbulensi: pemanasan udara yang tidak teratur.

Kelembapan
Kelembapan/lengas udara: jumlah uap air yang terkandung dalam udara. Alat pengukur kelembapan disebut higrometer.
Jenis kelembapan :
Kelembapan relatif/nisbi: perbandingan jumlah uap air yang dikandung dengan jumlah maksimal uap air yang dapat dikandung pada suhu dan tekanan yang sama.
Kelembapan mutlak/absolut: jumlah uap air setiap 1 m3udara (gram/m3).

Curah hujan
Curah hujan: banyaknya hujan yang jatuh.
Faktor yang mempengaruhi curah hujan di Indonesia
Terletak di daerah tropis.
Banyak terdapat pegunungan tinggi.
Terletak di antara dua samudera.
Dihembus angin muson barat.
Jenis-jenis Hujan :
Hujan Zenithal (Hujan Konveksi). Hujan yang disebabkan karena uap air naik secara vertikal. Hal ini disebabkan karena adanya pemanasan matahari dalam jumlah besar sehingga udara renggang kemudian uap air naik biasanya terjadinya di daerah tropis (equator).
Hujan Orografis (Hujan Gunung). Hujan yang terjadi di lereng gunung.
Hujan Frontal (Hujan Depresi). Hujan yang terjadi pada bidang front, yang mana masa udaranya panas naik ke atas massa udara dingin. Hujan frontal sering terjadi di daerah lintang sedang.
Hujan Sinklonal. Hujan yang terjadi karena udara panas naik dan disertai angin siklon. Hujan siklonal terjadi di daerah sedang.
Hujan Musim. Hujan yang terjadi karena angin muson yang lembab naik ke darat atau pegunungan.

Angin
Angin: udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi → rendah. Alat pengukur kecepatan angin: anemometer.
Hukum Buys Ballot: Angin bergerak dari daerah bertekanan udara maksimum ke daerah bertekanan udara minimum. di belahan bumi utara angin dibelokkan ke kanan dan di belahan bumi selatan, angin dibelokkan ke kiri. Penyimpangan ini disebabkan oleh perputaran bumi pada porosnya (rotasi bumi) yang disebut gaya coriolis.
Gerakan udara, ada 3 (tiga), yaitu (1) konveksi adalah perpidahan udara secara vertikal, (2) adveksi, adalah gerakan udara secara horizontal dan (3) turbulensi, adalah gerakan udara yang tidak teratur.
Jenis-jenis angin :
Angin Pasat : Angin yang berhembus terus-menerus dari maksimum subtropik utara dan selatan menuju khatulistiwa dan berbias menurut hukum Buys Ballot.
Angin Muson : Angin yang berganti arah setiap enam bulan sekali.
Angin darat, laut, gunung, lembah :
Angin darat, bertiup malam hari.
Angin laut, bertiup siang hari.
Angin gunung, bertiup malam hari.
Angin lembah bertiup siang hari.
Angin fohn : angin yang tidak menganduang uap air, sehingga panas dan kering, contoh: Angin gending di Probolinggo dan Pasuruan, Angin bohorok di Deli Serdang, Angin brubu di Sulawesi Selatan, Angin kumbang di Cirebon, dan Angin Wambrau di Pulau Biak dan Papua.

Tekanan udara
Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara (karena beratnya) kepada setiap luas 1 cm2 bidang datar di permukaan bumi sampai batas atmosfer. Alat pengukur tekanan udara disebut barometer. Semakin tinggi tempat semakin kecil tekanan udaranya.

Penyinaran matahari
Penyinaran matahari: intensitas sinar matahari yang jatuh ke bumi. Alat pengukur besarnya penyinaran matahari disebut solarimeter.

Awan
Udara di sekeliling kita banyak mengandung uap air. Tidak terhitung banyaknya gelembung udara yang terbentuk oleh busa laut secara terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air terangkat ke langit. Partikel-partikel yang disebut dengan aerosol inilah yang berfungsi sebagai perangkap air dan selanjutnya akan membentuk titik-titik air. Selanjutnya aerosol ini naik ke atmosfer, dan bila sejumlah besar udara terangkat ke lapisan yang lebih tinggi, maka ia akan mengalami pendinginan dan selanjutnya mengembun. Kumpulan titik-titik air hasil dari uap air dalam udara yang mengembun inilah yang terlihat sebagai awan. Makin banyak udara yang mengembun, makin besar awan yang terbentuk.
Jenis-jenis awan berdasarkan ketinggiannya dapat dilihat pada gambar berikut.
image

Penggolongan Iklim
Iklim Menurut Garis Lintang
Iklim tropis = 0o–23½o LU/LS
Iklim subtropis = 23½o LU/LS – 35o LU/LS
Iklim sedang = 35o LU/LS – 66½o LU/LS
Iklim dingin (kutub) = 66½o LU/LS – 90o LU/LS
Iklim Koppen
Iklim A = iklim hujan tropis: Suhu rata-rata bulan di atas 18oC dan Hujan tahunan tinggi. Terbagi atas:
Iklim Af = iklim hujan hutan tropis.
Iklim Am = iklim muson.
Iklim Aw = iklim sabana.
Iklim B = iklim kering: tidak ada surplus air dan tidak dijumpai sungai permanen. Terbagi atas:
Iklim Bs = iklim stepa
Iklim Bw= iklim gurun
Iklim C = iklim hujan sedang: Bulan terdingin suhu rata-rata di bawah 10oC, tetapi di atas (–3oC) dan Sekurang-kurangnya satu bulan suhu rata-rata di atas 10oC. Terbagi atas:
Iklim Cw = iklim hujan sedang (musim dingin yang kering).
Iklim Cf =iklim hujan sedang, basah sepanjang tahun.
Iklim Cs =iklim hujan sedang, panas yang kering.
Iklim D = iklim hujan bersalju dingin: Suhu rata-rata pada bulan terdingin di bawah –3oC dan Suhu rata-rata bulan terpanas di atas 10oC. Terbagi atas:
Iklim Df = iklim hujan bersalju, basah sepanjang tahun.
Iklim Dw= iklim hujan bersalju, musim kering dingin.
Iklim E = iklim kutub (es): Suhu rata-rata pada bulan terpanas di atas 10oC. Terbagi atas:
Iklim ET = iklim tundra (lumut).
Iklim EF = iklim es abadi.
Iklim EH = iklim daerah tinggi (lebih dari 300 m).
Penyebaran tipe iklim Koppen
Iklim Af =Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Irian Jaya.
Iklim Am = Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Kepulauan Arum, Kepulauan Kai dan Irian Jaya bagian selatan.
Iklim Aw = sebagian Jawa Tengah bagian timur Jawa Timur dan Nusa Tenggara.
Iklim Cf = Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya.
Iklim Cw = di pegunungan-pegunungan Jawa Timur dan Irian Jaya.
Iklim D = di pegunungan salju Iran Jaya.
Iklim E = di Irian Jaya dan puncak-puncak gunung tinggi.
Iklim Menurut Junghuhn
Junghuhn membagi daerah pegunungan di Jawa menjadi 4 daerah:
Zona panas = 0–650 m. Jenis vegetasi : jagung, padi, kelapa dan tebu.
Zona sedang = 650–1500 m. Jenis vegetasi: sayur-sayuran, buah-buahan, kopi, kina, teh tembakau, coklat.
Zona sejuk= 1500–2500 m. Jenis vegetasi : pinus dan cemara.
Zona dingin = lebih dari 2500. Jenis vegetasi : lumut.
Klasifikasi iklim menurut Junghuhn didasarkan pada ketinggian tempat dan vegetasi.
Klasifikasi Menurut Schmidt-Ferguson
Pada tahun 1951 Schmidt-Ferguson mengadakan pembagian iklim di Indonesia berdasarkan sifat basah dan keringnya bulan (curah hujan). Dalam pembagian iklim digunakan simbol huruf A-H.
Untuk menentukan perbandingan bulan kering dan bulan basah digunakan rumus: imageKeterangan:
Bulan kering = bulan yang rata-rata curah hujannya kurang dari 60 mm.
Bulan lembab= bulan yang rata-rata curah hujannya antara 60–100 mm.
Bulan basah = bulan yang rata-rata curah hujannya lebih dari 100 mm.

image
Iklim Fisis
Iklim fisis ialah iklim suatu daerah yang dipengaruhi oleh:
Permukaan bumi.
Angin panas dan dingin.
Arus panas dan dingin.
Relief bumi.

Perubahan Iklim Global dan Dampaknya Terhadap Kehidupan
Adanya perubahan kondisi iklim dunia terutama meningkatnya temperatur di bumi salah satunya disebabkan oleh aktivitas manusia yang berupa meningkatnya kadar CO2 karbondioksida sebagai hasil pembakaran fosil (sisa-sisa tumbuh-tumbuhan, di samping CO2, unsur kimia yang dapat menyebabkan terjadinya green house effect (efek rumah kaca) yaitu: chloroflorocarbons (CFC), methane (CH4), nitrous oksida (N2O), ledakan nuklir dan ledakan gunung api.
Dampak perubahan iklim global:
Menaikkan suhu permukaan bumi.
Permukaan air laut naik.
Kutub utara dan kutub selatan mencair.
Banjir di daerah pantai.
Adanya penyusupan air asin ke dalam air tanah dan sungai.


B. Unsur-unsur Cuaca dan Iklim

C. Klasifikasi Iklim

1. Klasifikasi Iklim Schmidt Ferguson
Pada postingan kali ini akan dijelaskan mengenai klasifikasi iklim menurut Schmidt Ferguson. Schmidt Ferguson mengkasifikasikan iklim berdasarkan ukuran bulan basah, bulan lembab dan bulan kering. Kriteria tersebut mengacu pada jumlah curah hujan yang diterima setiap daerah.Klasifikasi iklim Schmidt Ferguson dikembangkan pada tahun 1950. Schmidt adalah  guru besar dan pejabat Direktur Lembaga Meteorologi dan Geofisika di Jakarta, sedangkan Ferguson adalah seorang guru besar pengelolaan hutan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia pada waktu itu. Mereka berdua membuat klasifikasi iklim ini dengan alasan sistem klasifikasi yang telah dikenal seperti Koppen, Thornwaite dan Thornwaite kurang sesuai dengan keadaan di Indonesia khususnya mengenai teknik menilai curah hujan.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan bulan basah, bulan lembab dan kering adalah sebagai berikut :


Bulan Basah (BB)   : jumlah curah hujan lebih dari 100 mm/bulan.
Bulan Lembab (BL) : jumlah curah hujan antara 60-100 mm/bulan.
Bulan Kering (BK)   : jumlah curah hujan kurang dari 60 mm/bulan
Schmidt dan Ferguson menentukan BB, BL dan BK tahun demi tahun selama pengamatan, yang kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya. Penentuan tipe iklimnya mempergunakan tipe iklimnya dengan mempergunakan nilai Q yaitu:
Q =   Banyak Bulan Kering  x 100%
        Banyak Bulan Basah



Berdasarkan besarnya nilai Q, maka tipe iklim Schmidt Ferguson digolongkan ke dalam tipe berikut :




D. Pola Curah Hujan di Indonesia

E. Jenis-jenis Vegetasi Alam Menurut Iklim

F. Perubahan Iklim Global

0 komentar:

A.  Dinamika Perubahan Litosfer Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling luar yang terdiri dari batuan Kevariasian bentuk muka bumi...

BAB 4 DINAMIKA LITOSFER DAN PEDOSFER

BAB 4 DINAMIKA LITOSFER DAN PEDOSFER

Maret 2019

8 10 99
A.  Dinamika Perubahan Litosfer

Litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling luar yang terdiri dari batuan
Kevariasian bentuk muka bumi disebabkan oleh proses endogen yang berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun, serta proses eksogenik yang berasal dari luar dan memiliki sifat merombak
Kandungan senyawa kimia yang paling banyak dalam litosfer yaitu oksida silikon (SiO2)
 Penapang bumi, lapisan-lapisannya :
Lapisan atmosfer (lapisan udara) : Tebalnya 1000 km
Lapisan litosfer (kulit bumi) : Tebalnya 60 km yang terdiri dari :
Lapisan sial (silisium-alumunium)
Lapisan sima (silikon-magnesium)
Lapisan peridotit
Lapisan ferrosporadis
lapisan litosporadis
Lapisan nife

Kesimpulan :
Lapisan litosfer terluar terdiri dari SiO2 dan Al2O3 atau sial
Lapisan litosfer terdalam terdiri dari senyawa kimia SiO2 dan MgO atau sima
Batas antara lapisan sial dan sima di dalam permukaan bumi tidak teratur
Di antara inti bumi dengan kulit bumi terdapat lapisan batuan
Inti bumi dinamakan barisfer/nife. Terdiri dari susunan logam nikel dan logam ferum

Lapisan yang menyelubungi barisfer disebut mantel (bersifat padat). Batas antara mantel dengan kerak bumi dinamakan lapisan moho 
Proses terjadinya batuan dan klasifikasinya :
Batuan beku : Dari magma yang mengalami proses pendinginan, kemudian membeku. Berdasarkan tempat pembekuannya :
Batuan beku dalam : Pembekuan terjadi di dalam, jauh di bawah permukaan bumi. Proses pendinginanya sangat lambat, mengakibatkan terbentuknya hablur-hablur mineral besar-besar dan sempurna serta kompak (struktur plutonik). Batuan beku dalam disebut juga batuan abisis. Contohnya : Granit, diorit, sienit, dan gabro
Batuan beku korok/gang/hipabisis : Sisa magma yang masih cair meresap ke lapisan yang lebih atas dan menyusup ke sela-sela pipa-pipa gunung api, kemudian menjadi dingin dan membeku. Proses pembekuan relatif lebih cepat, sehingga hablur-hablur yang terjadi tidak sekompak batuan beku dalam (struktur porfiri). Contohnya : Granit, porfiri, porfiri sienit, dan porfiri diorit
Batuan beku luar/effusive : Magma yang mencapai permukaan bumi, kemudian membeku. Proses pembekuan cepat sekali. Sehingga dapat terbentuk hablur. Contohnya : Riolit, trahit, andesit. basalt
Batuan sedimen :
Batuan beku yang tersingkap di permukaan bumi akan mengalami penghancuran (pelapukan) oleh cuaca, kemudian diangkut oleh tenaga alam seperti air, angin, atau gletser dan diendapkan di tempat lain
Menurut proses terjadinya :
Batuan klastik/mekanik : Gumpalan batu besar yang diangkut dari lereng gunung, melalui air hujan lalu diangkut oleh arus sungai dan kemudian diendapkan di daerah hilir dalam bentuk pasir yang susunan kimiawinya masih sama dengan batuan asal. Hanya proses mekanik. Co : batu breksi, batu konglomerat, pasir, tanah liat
Batuan kimiawi : Terbentuk melalui proses kimiawi. Co : Batu kapur, stalaktit, dan stalakmit
Batuan organis : Penumpukan (akumulasi) sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Co : Batu karang
Berdasarkan tenaga yang mengangkutnya (medianya) :
Sedimen akuatis : Diendapkan oleh air. Co : Batu pasir, tanah liat
Sedimen aeolis (aeris) : Diendapkan oleh angin (udara). Co : Tanah loss, tanah pasir
Sedimen glasial : Diendapkan oleh gletser. Co : Batu-batu morena
Berdasarkan tempat diendapkan :
Sedimen teritis : Darat. Co : Batu tuf, batu pasir, tanah loss
Sedimen marine : Laut. Co : Batu karang, batu garam
Sedimen fluvial : Sungai. Co : Pasir, tanah liat
Sedimen limnis : Danau/rawa. Co : Tanah rawa, tanag gambut
Sedimen glasial : Es. Co : Batu morena
Batuan metamorf : Batuan hasil ubahan dari batuan asal akibat proses metamorfosis, yaitu suatu proses yang dialami batuan asal akibat tekanan dan suhu yang sama-sama meningkat. Dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Batuan metamorf termik (kontak) : Akibat kenaikan suhu. Co : Batu pualam (marmer)
Batuan metamorf dinamik (kinetis): Akibat adanya tekanan dari lapisan di atasnya dalam waktu yang lama. Co : Batu tulis (sabak)
Batuan metamorf kontak pneimotolotik : Akibat adanya penambahan suhu disertai menyusupnya unsur-unsur batuan lain (zat lain). Co : Turmalin, topas
Tenaga endogen bermacam-macam :
Tektonisme
Vulkanisme
Seisme (gempa bumi)
Tektonisme :
Perubahan letak lapisan kulit bumi yang disebabkan oleh tenaga endogen dengan arah horizontal dan vertikal
Menurut kecepatan geraknya :
Epirogenesa : Perubahan letak lapisan bumi yang gerakannya lambat pada wilayah yang luas
Positif : Gejala turunnya daratan sehingga seolah-olah air laut naik
Negatif : Gejala naiknya daratan sehingga seolah-olah air laut turun
Orogenesa : Gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi wilayah yang relatif sempit. Terjadinya pegunungan dan lipatan
Gerak horizontal : Bergerak 1 arah dan tertahan oleh lapisan lain akan membentuk lipatan di permukaan bumi. Puncak lipatan disebut antiklinal, sedangkan lembah dari lipatan disebut sinklinal

Gerak vertikal : Menghasilkan bentuk muka bumi yang berupa patahan

Vulkanisme :
Peristiwa yang berhubungan dengan pembentukan gunung berapi & pergerakan magma dari dalam perut bumi ke permukaan
Terdiri dari 2 macam :
Intrusi magma : Aktivitas magma yang tidak sampai ke permukaan bumi. Akibatnya :
Batolit, dapur magma yang luasnya lebih dari 100 km2
Lakolit, magma yang menyusup diantara 2 lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkay sehingga cembung, sedangkan alasnya rata
Sill, lapisan magma tipis yang menyusup di antara batuan lapisan, bentuknya pipih
Intrusi korok (gang), magma yang menyusup menerobos lapisan batuan
Apofisis, semacam intrusi korok, namun lebih kecil, merupakan cabang dari gang
Diatrema, magma (batuan) yang mengisi pipa letusan (pipa kawah)
Ekstrusi magma :
Aktivitas magma yang sampai ke permukaan bumi, menghasilkan gunung api. Hasilnya yaitu erupsi
Dilihat dari bentuknya :
Erupsi sentral : Gerakan magma yang keluar dari sebuah saluran magma. Menghasilkan bermacam-macam bentuk gunung api yaitu :
Gunung api perisai : Erupsi bersifat efusif, bahan yang dikeluarkan hanya berwujud cair. Hanya cembung sedikit halnya perisai. Co : G. Kilauea, G. Maunaloa
Gunung api maar : Erupsinya bersifat eksplosif, bahan yang dikeluarkan relatif sedikit, karena sumber magma dangkal & sempit. Berbentuk seperti cekungan dengan tanggul di sekitarnya. Co : Danau kelakah di lereng gunung lamongan
Gunung api strato : Akibat erupsi yang bersifat campuran antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara terus-menerus
Erupsi linier : Erupsi yang terjadi pada lubang yang berbentuk celah memanjang. Co : Erupsi gunung api laki di pulau Eslandia
Erupsi areal : Erupsi yang terjadi melalui lubang yang besar karena dapur magma letaknya dekat sekali ke permukaan bumi.
Berdasarkan kekuatannya :
Erupsi efusif : Proses erupsi gunung api yang berupa ledakan lemah
Erupsi eksplosif : Erupsi gunung api yang berupa ledakan kuat
Faktor yang dapat mempengaruhi tipe letusan gunung api :
Derajat kekentalan magma
Tekanan gas magnetik
Kedalaman dapur magma
Jenis tipe letusan gunung api :
Tipe hawaii : Lavanya cairan encer, tekanan gas dan dapur magmanya sangat dangkal. Berbentuk perisai
Tipe stromboli : Lavanya cairan encer, tekanan gasnya sedang. Letusan terjadi berupa semburan gas yang membawa magma dengan disertai bom dan lapili. Co : G. Stromboli
Tipe merapi : Lavanya kental, sumber magma sangat dangkal, tekanannya gasnya rendah
Penyebab gunung api meletus : Tekanan di bawah tanah bertambah hingga memaksa magma naik dan keluar melalui retakan pada permukaan bumi. Magma yang memancar melalui permukaan bersama batu, debu, dan gas disebut lava
Tanda gunung api akan meletus :
Suhu sekitar kawah naik
Sumber air banyak yang mengering
Sering terjadi gempa vulkanik
Sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunung
Menurut wujudnya, material yang dikeluarkan oleh letusan gunung api :
Padat (eflata) :
Bom : Eflata yang berukuran besar
Lapili : Eflata dengan ukuran kecil seperti kerikil
Pasir vulkanik : Eflata sebesar batuan pasir
Abu vulkanik : Eflata halus berupa debu yang dapat terbang sampai ratusan km
Batu apung : Batuan porous (berongga) berasal dari buih magma yang terlontar keluar dan cepat membeku
Cair :
Lava : Aliran magma yang sampai ke permukaan bumi dan suhunya sangat tinggi
Lahar : Lumpur panas yang merupakan campuran lava dnegan air dan bercampur dengan materi-materi dipermukaan bumi
Gas :
Gas nitrogen
Gas karbondioksida
Gas karbonmonoksida
Pengaruh menguntungkan dari erupsi gunung api :
Menyuburkan tanah
Daerah penangkapan hujan
Objek wisata
Bahan galian
Pengaruh merugikan dari erupsi gunung api :
Berbagai material, berbahaya dapat mengancam jiwa dan harta
Bom, lapili, dan pasir vulkanik, merusak bangunan rumah, jembatan, ladang
Abu vulkanik, mengganggu penerbangan, pemandangan menjadi gelap
Aliran lava dan lahar, merusak apa saja
Awan panas, membunuh penduduk, hewan, dan tumbuhan
Daerah gunung api :
Sirkum pasifik : Kep. Aleut - semenanjung kamsyatka - Kep. Jepang - Taiwan - Filipina - Sangir Talaud - Sulawesi Utara - Halmahera - Papua - Selandia baru - Peg. Andes
Sirkum mediterania : Laut mediterania - Peg. Atlas - Kaukasus - Himalaya - Arakan Yoma - Busur dalam dan busur luar di Indonesia

Gempa bumi :
Gerakan/getaran di permukaan bumi yang berasal dari lapisan-lapisan bumi
Berdasarkan peristiwa yang menyebabkan :
Gempa tektonik : Gempa yang disebabkan gerakan tektonik berupa retakan/patahan. Terkuat, areal luas
Gempa vulkanik : Gempa yang terjadi karena letusan gunung api. Kurang kuat, hanya terasa di daerah sekitar gunung tersebut
Gempa runtuhan (terban) : Runtuhnya atap gua yang terdapat dalam litosfer seperti gua kapur, dan terowongan tambang
Berdasarkan bentuk episentrumnya :
Gempa linier : Berbentuk garis (linier), gempa tektonik umumnya gempa linier. Sebab "patahan" sudah tentu merupakan suatu garis
Gempa sentral : Berbentuk titik. Gempa vulkanik dan gempa runtuhan
Berdasarkan letak/kedalaman hiposentrumnya :
Gempa dalam : 300-700 km
Gempa menengah : 100-300 km
Gempa dangkal : Kurang dari 100 km
Berdasarkan jarak episentrumnya :
Gempa dekat (lokal) : Kurang dari 10.000 km
Gempa jauh : Lebih dari 10.000 km
Istilah yang berkaitan dengan gempa :
Seismologi : Ilmu tentang gempa
Hiposentrum : Pusat gempa di dalam bumi
Episentrum : Tempat di permukaan bumi/permukaan laut tepat di atas hiposentrum. "Pusat gempa dipermukaan bumi"
Gelombang gempa :
Gelombang longitudinal/gelombang primer : Gelombang gempa yang dirambatkan dari hiposentrum melalui lipatan litosfer secara menyebar dengan kecepatan antara 7-14 km per detik. Gelombang yang pertama kali tercatat pada seismograf
Gelombang transversal/gelombang sekunder : Gelombang gempa yang dirambatkan dari hiposentrum ke segala arah dengan kecepatan 4-7 km per detik
Gelombang panjang : Gelombang gempa yang dirambatkan dengan kecepatan kurang dari 3.5 km/detik dan merupakan gelombang perusak
Seismograf : Alat pencatat gempa
Seismogram : Hasil pencatatan gempa oleh seismograf
Pleistoseista : Garis pada peta yang membatasi daerah yang mengalami kerusakan terhebat di sekitar episentrum
Isoseista : garis yang menghubungkan titik-titik pada permukaan bumi dimana intensitas gempanya sama
Homoseista : Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mengalami/mencatat gelombang primer pada waktu yang sama
Makroseista : daerah di permukaan bumi yang mengalami kerusakan terberat akibat gempa, dibatasi oleh pleistoseista
Alat pencatat gempa (seismograf) :
Seismograf horizontal
Seismograf vertikal
Menentukan skala gempa :
Skala Omori : Dengan 7 tingkatan kekuatan
Skala Richter : Charles Francis Richter
Pengaruh positif gempa bagi kehidupan :
Mengetahui jenis mineral yang ada di dalam bumi
Mengetahui struktur lapisan kulit bumi
Menentukan jenis konstruksi bangunan
Pengaruh negatif gempa bagi kehidupan :
Bangunan roboh/ambruk
Terjadinya kebakaran, karena terjadi sambungan pendek aliran listrik
Terjadi banjir, karena bendungan/tanggul yang bobol
Saluran pipa air dan gas putus
Terjadinya tsunami (gempa di dasar laut)
Sarana & prasarana transportasi rusak
Distribusi barang & jasa terhambat
Tenaga eksogen bermacam-macam :
Erosi
Sedimentasi
Erosi :
Proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alamiah dari suatu tempat ke tempat lain oleh suatu zat pengangkut yang bergerak di permukaan bumi
Menurut kecepatannya :
Erosi geologi : Suatu bentuk erosi dimana proses pengahancuran tanah relatif seimbang dengan proses pembentukannya. Tidak menimbulkan kerusakan alam
Erosi yang dipercepat : Erosi dimana proses penghancuran tanah lebih cepat dibandingkan proses pembentukannya. Mengakibatkan tanah menjadi tidak subur, sehingga lahan kritis makin meluas
Menurut zat pelarutnya :
Erosi air : Disebabkan oleh air, baik di dalam tanah, permukaan maupun sungai. Dibedakan menjadi :
Erosi percikan : Disebabkan percikan air hujan
Erosi lembar : Terjadi pada lapisan tanah bagian atas, menyebabkan tanah menjadi tidak subur
Erosi alur : Terjadi pada saat air mengalir
Erosi parit : Lereng yang terkena erosi membentuk parit yang cukup dalam
Erosi angin (deflasi) : Disebabkan tenaga angin, biasa terjadi di gurun
Erosi es/glasial : Disebabkan oleh massa es yang bergerak
Erosi air laur (abrasi) : Disebabkan oleh gelombang laut (erosi morena)
Bentuk tanah sebagai akibat erosi :
Cliff : Pantai terjal & berdinding curam sebagai akibat abrasi
Relung : Cekung yang memiliki dinding cliff
Dataran abrasi : Hamparan wilayah daratan akibat abrasi
Ngarai : Lembah yang dalam
Batu jamur : Batu yang disebabkan erosi angin
Sedimentasi :
Proses pengendapan batuan/tanah yang dilakukan oleh air, angin, dan es
Digolongkan menjadi 3 jenis :
Sedimentasi fluvial : Proses pengendapan materi yang diangkut oleh air sepanjang aliran sungai. Bentuk lahan hasil sedimentasi fluvial :
Delta : Endapan pasir, lumpur, & kerikil yang terdapat di muara sungai
Bantaran sungai : Daratan yang terdapat di tengah-tengah badan sungai/pada kelokan dalam sungai sebagai hasil endapan
Sedimen eolis (terrestrial) : Di daerah gurun/pantai
Sedimen marin : Proses pengendapan yang dilakukan oleh gelombang laut yang terdapat di sepanjang pantai. Bentukan alam dari sedimen marin :
Beach/bisik : Bentukan deposisional umumnya pada pantai yang landai, terjadi jika swash membawa muatan sedimen
Bar : Gosong pasir di pantai yang arahnya memanjang sebagai hasil pengerjaan arus laut
Tombolo : Gosong pasor yang menghubungkan suatu pulau karang dengan pulau utama

B.   Dinamika Perubahan Pedosfer
Pengertian tanah : Bagian dari lahan yang tersusun dari bahan-bahan anorganik dan organik.
Pengertian lahan : Permukaan daratan dengan kekayaan benda-benda padat, cair dan gas.
Komponen tanah :
Udara
Mineral
Bahan organik
Air
Faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah :
Waktu
Topografi
Bahan induk
Organisme
Iklim
Profil tanah :
Horizon O: lapisan bahan organik.
Horizon A: tanah mengalami pencucian.
Horizon B: tanah mengalami penimbunan.
Horizon C: Lapisan Bahan Induk Tanah.
Horizon R: lapisan batuan induk.
Untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:
pH tanah
Kandungan mineral
Bahan organik
Keremahan tanah
Manfaat tanah :
Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)
Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.
Jenis tanah :
Tanah aluvial = tanah yang terbentuk dari material halus hasil pengendapan aliran sungai. Persebaran tanah aluvial di Indonesia terdapat di
pantai Timur Sumatra
pantai Utara Jawa
sepanjang Sungai Barito
sepanjang Sungai Mahakam
sepanjang Sungai Musi
sepanjang Bengawan Solo.
Tanah andosol = tanah yang berasal dari abu gunung api. Persebarannya terdapat di: Sumatra, Jawa, Bali, Lombok, Halmahera dan Minahasa.
Tanah regosol = tanah berbutir kasar dan berasal dari material gunung api. Terdapat di Bengkulu, pantai Barat Sumatra, Jawa, Bali dan NTB.
Tanah kapur = tanah yang terjadi karena hasil pelapukan batuan kapur dan sifatnya tidak subur. Terdapat di Jawa Tengah, Aceh, dan Sulawesi Selatan.
Tanah litosol = tanah yang terbentuk dari batuan keras yang belum mengalami pelapukan secara sempurna.
Tanah argosol (tanah gambut) = tanah yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan yang telah mengalami pembusukan. Jenis tanah ini berwarna hitam sampai coklat. Terdapat di Kalimantan, Sumatra dan Papua.
Tanah grumusol = tanah yang terbentuk dari material halus berlempung. Terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara.
Tanah latosol = tanah yang banyak mengandung zat besi dan aluminium. Jens tanah ini sering disebut tanah merah yang banyak dijumpai di daerah pegunungan. Tanahnya berwarna merah sampai kuning. Terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lampung, Kalimantan Tengah, Sumatra Barat.
Degradasi lahan sering disebut lahan kritis. Ciri-ciri lahan kritis:
Penutup vegetasinya kurang dari 25%.
Tingkat kemiringan lebih dari 15%.
Terjadi gejala aerasi lembar (sheet erosion).
Terjadi gejala erosi parit (gully erosion).
Dampak degradasi lahan terhadap kehidupan :
Akibat proses erosi yang merupakan penyebab lahan tanah menjadi tidak subur, karena lapisan top soil hilang.
Produktivitas pertanian menurun sehingga pendapatan petani berkurang.
Terjadi banjir.
Menurunnya kemampuan lahan untuk menyerap air tanah.
Terganggunya ekosistem makhluk hidup.
Lahan Potensial dan Lahan Kritis
Lahan potensial adalah lahan yang secara fisis kimiawi dan ekonomi cukup menguntungkan, tetapi belum dimanfaatkan secara optimal.
Lahan kritis adalah lahan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai media pengatur tata air dan unsur pertanian yang baik.
Faktor Penyebab Terjadinya Lahan Kritis : Penyebab meluasnya lahan kritis atau degradasi lahan di permukaan bumi yaitu akibat proses alam dan perilaku manusia dalam memanfaatkan lingkungan.
Faktor penyebab lahan kritis sebagai akibat proses alam yaitu:
erosi,
tanah longsor,
pencucian tanah.
Faktor penyebab lahan kritis sebagai akibat perilaku manusia misalnya:
perusakan hutan,
pertanian sistem ladang berpindah,
kegiatan pertambangan terbuka,
sistem pertanian di pegunungan yang tidak menggunakan terassering (sengkedan).
Upaya pencegahan dan penanggulangan lahan karitis :
Reboisasi atau penghijauan adalah penghutanan kembali tanah-tanah hutan yang gundul dengan ditanami tanaman keras. Tujuan reboisasi yaitu memulihkan kembali daya serap tanah terhadap air, sehingga proses aerosi dapat diperlambat.
Penghijauan adalah penanaman kembali tanah yang gundul. Jenis tanaman yang digunakan dalam progam penghijauan misalnya: turi, cengkeh, jambu monyet, petai, kayu manis, nangka , kluwih, karet dan durian.
Sistem penanaman searah garis kontur (countur ploughing) adalah penanaman tanaman yang searah atau sejajar dengan garis kontur. Menurut R.L. Cook (1962) menyatakan bahwa penanaman secara kontur sangat sesuai bagi tanah-tanah yang memiliki kemiringan 3–8% akan tetapi kurang efektif pada tanah yang memiliki kemiringan kurang dari 3% atau lebih dari 8% sampai 25%.
Sistem terassering atau sengkedan. Cara ini digunakan untuk mengurangi laju air yang mengalir di permukaan bumi.
Lahan yang kemiringannya lebih dari 45o harus dijadikan areal hutan lindung.
Pembuatan lorak-lorak mati berupa lubang pada akhir guludan tanah agar air mengalir tertampung pada lubang itu dan meresap ke dalam tanah, sehingga proses erosi dapat dihindari
Pergiliran tanaman (croprotation) adalah suatu sistem bercocok tanam pada sebidang tanah yang terdiri dari beberapa macam tanaman yang ditanam secara berturut-turut pada waktu tertentu.
Pemulsaan (mulching) adalah menutupi permukaan tanah dengan sisa-sisa tanaman. Sisa-sisa tanaman yang biasa digunakan untuk pemulsaan yaitu jerami. Menurut Dj. Greenland dan R. Lal dalam Soil Conservation and Managment in the Humid Tropic, New York 1977. dengan dilakukan pemulsaan konservasi air dalam tanah dapat diperbaiki, jumlah pori-pori yang dapat menginfiltrasi air meningkat dan evaporasi yang berlebihan dapat dikurangi.

Klasifikasi Kemampuan Lahan :
Kelas I
topografi hampir datar,
tingkat erosi kecil,
mempunyai kedalaman efektif (solum) yang dalam,
drainase baik,
mudah diolah,
kapasitas menahan air baik,
tidak terancam banjir.
Kelas II
lereng landai,
struktur tanah kurang baik,
ancaman erosi lebih besar,
terancam banjir.
Kelas III
lereng miring dan bergelombang,
drainase kurang baik,
peka terhadap erosi,
kapasitas menahan air rendah.
Kelas IV
lereng miring/berbukit,
kapasitas menahan air rendah,
peka terhadap erosi,
sering banjir.
solum dangkal,
Kelas V
topografi relatif datar,
tergenang air,
biasanya tanah berbatu,
tidak sesuai untuk lahan pertanian.
Kelas VI
lereng agak curam,
ancaman erosi berat,
tanah berbatu-batu.
Kelas VII
terletak pada lereng curam,
erosi sangat kuat,
solum dangkal,
untuk padang rumput/hutan produksi terbatas.
Kelas VIII
lereng sangat curam,
kepasitas menahan air rendah,
berbatu-batu,
harus dihutankan.

0 komentar:

A. TATA SURYA (THE SOLAR SYSTEM) Tata Surya, adalah suatu sistem di jagat raya yang terdiri atas matahari sebagai pusatnya dan planet-p...

BAB 3 TATA SURYA DAN JAGAD RAYA

BAB 3 TATA SURYA DAN JAGAD RAYA

Maret 2019

8 10 99
A. TATA SURYA (THE SOLAR SYSTEM)
Tata Surya, adalah suatu sistem di jagat raya yang terdiri atas matahari
sebagai pusatnya dan planet-planet (termasuk Planet Bumi), satelit-satelit
alam (misalnya bulan), asteroid, komet, meteor, debu, kabut, dan bendabenda
lainnya sebagai anggotanya yang beredar mengelilingi pusatnya, yakni
matahari pada orbit atau garis edarnya masing-masing.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapatlah diduga bahwa bintang-bintang
yang lainnya kemungkinan besar mempunyai sistem seperti tata surya. Dengan
kata lain, bukan tidak mungkin setiap bintang mempunyai sistem bintang seperti
matahari, sebab matahari hanya merupakan satu dari milyaran bintang yang
ada di jagat raya.
1. Teori terjadinya tata surya
Teori-teori tentang proses terbentuknya tata surya dapat dikelompokan
menjadi beberapa teori, yaitu sebagai berikut.
a. Teori nebula (Kant dan Laplace)
Teori Nebula pertama kali dikemukakan seorang filsuf Jerman bernama
Imanuel Kant. Menurutnya, tata surya berasal dari nebula yaitu gas atau
kabut tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat.
Perputaran yang lambat itu menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi
yang mempunyai berat jenis tinggi yang disebut inti massa di beberapa tempat
yang berbeda. Inti massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang
kecil terbentuk di sekitarnya Karena terjadi proses pendinginan, inti-inti massa
yang lebih kecil berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar
masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut matahari.
Teori nebula lainnya dikemukakan oleh Pierre Simon Laplace. Menurut
Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar
sangat cepat. Karena perputaran yang sangat cepat, sehingga terlepaslah
bagian-bagian dari bola gas tersebut dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang terlepas itu berputar dan akhirnya mendingin
membentuk planet-planet, sedangkan bola gas asal dinamakan matahari.
b. Teori planetesimal (Moulton dan Chamberlain)
Moulton dan Chamberlain, berpendapat bahwa tata surya berasal dari
adanya bahan-bahan padat kecil yang disebut planetesimal yang mengelilingi
inti yang berwujud gas bersuhu tinggi. Gabungan bahan-bahan padat kecil
itu kemudian membentuk planet-planet, sedangkan inti massa yang bersifat
gas dan bersuhu tinggi membentuk matahari.
c. Teori pasang surut (Jeans dan Jeffreys)
Astronom Jeans dan Jeffreys, mengemukakan pendapat bahwa tata surya
pada awalnya hanya matahari saja tanpa mempunyai anggota. Planet-planet
dan anggota lainnya terbentuk karena adanya bagian dari matahari yang tertarik
dan terlepas oleh pengaruh gravitasi bintang yang melintas ke dekat matahari.
Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian tengah
besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar mengelilingi matahari,
sehingga lama kelamaan mendingin membentuk bulatan-bulatan yang disebut
planet.
d. Teori bintang kembar (Lyttleton)
Teori bintang kembar dikemukakan astronom Inggris bernama Lyttleton.
Teori ini menyatakan bahwa pada awalnya matahari merupakan bintang kembar
yang satu dengan lainnya saling mengelilingi, pada suatu masa melintas bintang
lainnya dan menabrak salah satu bintang kembar itu dan menghancurkannya
menjadi bagian-bagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planetplanet
yang mengelilingi bintang yang tidak hancur, yaitu matahari.
e. Teori awan debu (Weizsaecker dan Kuiper)
Weizsaecker dan Kuiper, berpendapat bahwa tata surya berasal dari
awan yang sangat luas yang terdiri atas debu dan gas (hidrogen dan helium).
Ketidakteraturan dalam awan tersebut menyebabkan terjadinya penyusutan
karena gaya tarik menarik dan gerakan berputar yang sangat cepat dan teratur,
sehingga terbentuklah piringan seperti cakram. Inti cakram yang menggelembung
menjadi matahari, sedangkan bagian pinggirnya berubah menjadi planetplanet.
Ahli astronomi lainnya yang mengemukakan teori awan debu antara lain,
F.L Whippel dari Amerika Serikat dan Hannes Alven dari Swedia. Menurutnya,
tata surya berawal dari matahari yang berputar dengan cepat dengan piringan
gas di sekelingnya yang kemudian membentuk planet-planet yang beredar
mengelilingi matahari.
2. Struktur tata surya
Benda-benda angkasa yang termasuk struktur utama dari tata surya adalah
sebagai berikut:
a. Matahari (The Sun)
b. Planet-planet (The Planets)
c. Bulan (The Moon) dan satelit alam lainnya
d. Asteroid
e. Komet
a. Matahari (The Sun) sebagai pusat tata surya
Matahari merupakan salah satu bintang di dalam Galaksi Bima Sakti
yang mempunyai fungsi dan peranan paling penting di dalam struktur tata
surya. Hal itu disebabkan matahari merupakan bagian dari tata surya yang
mempunyai ukuran, massa, volume, temperatur, dan gravitasi yang paling
besar, sehingga matahari mempunyai pengaruh yang sangat besar pula terhadap
benda-benda angkasa yang beredar mengelilinginya. Matahari mempunyai garis tengah sekitar 1.392.000 km atau sekitar
109 kali garis tengah bumi. Massa atau berat totalnya sekitar 332.000 kali
bumi, volumenya diperkirakan 1.300.000 kali bumi dan temperatur di
permukaannya sekitar 6.0000 C, sedangkan temperatur di pusatnya sekitar
15.000.000 0 C.
Temperatur matahari yang sangat tinggi menurut Dr. Bethe (1938) disebabkan
oleh adanya reaksi inti di dalam tubuh matahari. Ia berpendapat bahwa dalam
keadaan panas dan tekanan yang sangat tinggi, atom-atom di dalam tubuh
matahari akan kehilangan elektron-elektronnya sehingga menjadi inti atom yang bergerak ke berbagai arah dengan kecepatan yang sangat tinggi dan
menimbulkan tumbukan antarinti atom yang menyebabkan penghancuran sebagian
massanya (Massa Defect) dan berubah menjadi energi panas dan cahaya
yang dipancarkan ke berbagai arah.
1) Struktur Matahari
Secara garis besar, struktur matahari terdiri atas tiga bagian utama, yaitu
sebagai berikut.
a) Atmosfer Matahari
Atmosfer Matahari adalah lapisan paling luar dari matahari yang berbentuk
gas, yang terdiri atas dua lapisan yaitu kromosfer dan korona. Kromosfer
merupakan lapisan atmosfer Matahari bagian bawah yang terdiri atas gas
yang renggang berwarna merah dengan ketebalan sekitar 10.000 km. Lapisan
gas ini merupakan lapisan yang paling dinamis karena seringkali muncul tonjolon
cahaya berbentuk lidah api yang memancar sampai ketinggian lebih dari 200.000
km yang disebut Prominensa (Protuberans). Korona adalah lapisan atmosfer
matahari bagian atas yang terdiri atas gas yang sangat renggang berwarna
putih atau kuning kebiruan dan mempunyai ketebalan mencapai ribuan kilometer.
Lapisan atmosfer Matahari yaitu kromosfer dan korona dalam keadaan
normal tidak dapat terlihat jelas dari bumi, sebab tingkat terangnya lebih
rendah daripada lapisan permukaan Matahari. Atmosfer Matahari (Kromosfer,
Korona, dan Prominensa) hanya dapat terlihat jelas apabila bulatan matahari
tertutup oleh bulatan bulan ketika terjadi gerhana matahari total atau melalui
pengamatan dengan menggunakan alat Koronagraf.
b) Fotosfer Matahari
Fotosfer Matahari adalah lapisan berupa bulatan berwarna perak kekuningan
yang terdiri atas gas padat bersuhu tinggi. Pada fotosfer matahari seringkali
terlihat adanya bintik atau noda hitam berdiameter sekitar 300.000 km, bahkan
ada yang berdiameter lebih besar daripada diameter bumi dengan kedalaman
sekitar 800 km yang disebut umbra. Di sekeliling umbra biasanya terdapat
lingkaran yang lebih terang disebut penumbra. Noda-noda hitam pada matahari
secara keseluruhan dinamakan Sun spots.
Pergeseran sun spots pada permukaan fotosfer matahari dapatlah dijadikan
acuan atau bukti yang kuat tentang gerakan rotasi matahari yang berlangsung
sekitar 25,5 hari di bagian ekuator dan sekitar 27 hari di bagian kutub matahari
untuk satu kali putaran. Perbedaan waktu rotasi di ekuator dan kutub matahari
disebabkan oleh materi dari matahari yang terdiri atas gas yang berbeda
tingkat kerenggangannya (densitas).
c) Barisfer atau inti Matahari
Inti Matahari, adalah bagian dari matahari yang letaknya paling dalam,
berdiameter sekitar 500.000 km dan temperatur sekitar 15.000.0000 C. Pada
barisfer berlangsung reaksi inti beranting putar yang menyebabkan terjadinya
sintesa hidrogen menjadi helium dengan karbon sebagai katalisatornya.
2) Pergerakan Matahari
Matahari tidaklah dalam keadaan statis, tetapi selalu bergerak baik secara
individu maupun sistem. Adapun gerakan matahari secara garis besar terdiri
atas gerak rotasi dan revolusi. Rotasi Matahari, adalah gerakan matahari
berputar pada sumbunya yang berlangsung sekitar 25,5 hari di bagian ekuator
dan sekitar 27 hari di bagian kutub matahari untuk satu kali putaran. Perbedaan
waktu rotasi di ekuator dan kutub matahari disebabkan oleh materi dari matahari
yang terdiri atas gas yang berbeda tingkat kerenggangannya (densitas). Revolusi
Matahari, adalah gerakan matahari beserta anggota-anggotanya mengelilingi
pusat galaksi Bima Sakti.
3) Peranan Matahari terhadap kehidupan di planet Bumi
Matahari merupakan benda angkasa yang mempunyai cahaya sendiri.
Oleh karena itu, matahari mempunyai peranan sangat penting, antara lain
sebagai sumber cahaya dan panas bagi planet-planet di sekitarnya termasuk
planet bumi, sehingga kehidupan manusia, tumbuhan dan hewan di planet
bumi dapat berlangsung. Selain sebagai sumber panas dan cahaya, matahari
mempunyai peranan penting lainnya, yaitu sebagai pengatur variasi iklim dan
cuaca di muka bumi, sehingga memungkinkan terjadinya variasi kehidupan
di muka bumi.
b. Planet-planet (The planets)
Kata planet berasal dari bahasa Yunani yaitu planetai, yang berarti
pengembara. Hal ini disebabkan kedudukan planet terhadap bintang tidaklah
tetap. Planet adalah benda angkasa yang tidak mempunyai cahaya sendiri,
berbentuk bulatan, dan beredar mengelilingi bintang (Matahari). Sebagian
besar planet mempunyai pengiring atau pengikut yang disebut Satelit yang
beredar mengelilingi planet.
Sebelumnya, para ahli menetapkan bahwa di dalam tata surya terdapat
sembilan planet. Sembilan planet tersebut berdasarkan urutannya dari matahari
yang terdiri atas planet Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus,
Uranus, Neptunus dan Pluto. Sejalan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki manusia, maka berdasarkan Sidang Umum International
Astronomical Union (IAU) ke-26, pada tanggal 25 Agustus 2006 di Praha,
ditetapkan delapan planet dengan mengeluarkan Planet Pluto dari Sistem
Tata Surya kita. Sementara itu, Pluto diturunkan statusnya sebagai kategori
planet kerdil bersama-sama dengan Xena dan Asteroid Ceres.
Keputusan mengeluarkan Pluto yang sudah menjadi anggota keluarga
planet tata surya selama 76 tahun merupakan konsekuensi ditetapkannya
definisi baru tentang planet. Dalam resolusi tersebut, sebuah benda langit
bisa disebut planet apabila memenuhi tiga syarat, yakni mengorbit matahari,
berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat,
dan memiliki jalur orbit yang jelas dan “bersih” (tidak ada benda langit
lain pada orbit tersebut). Dari kriteria ini, planet Pluto memiliki kelemahan,
antara lain ukurannya sangat kecil dan bentuk orbitnya yang memanjang dan
memotong orbit Neptunus, sehingga dalam perjalanannya mengelilingi matahari,
Pluto kadang-kadang lebih dekat dengan matahari dibandingkan Neptunus Planet-planet yang ada di tata surya dapat diklasifikasikan berdasarkan
beberapa kriteria, antara lain sebagai berikut.
1) Berdasarkan massanya, planet dapat dikelompokan menjadi dua macam,
yaitu sebagai berikut:
a) Planet bermassa besar (Superior planet), terdiri atas Jupiter, Saturnus,
Uranus, dan Neptunus.
b) Planet bermassa kecil (Inferior Planet), terdiri atas Merkurius,
Venus, Bumi, dan Mars.
2) Berdasarkan jaraknya ke matahari, planet dapat dibedakan atas planet
dalam dan planet luar.
a) Planet dalam (Interior planet), yaitu planet-planet yang jarak rataratanya
ke matahari lebih pendek daripada jarak rata-rata Planet
Bumi ke Matahari. Berdasarkan kriteria tersebut, maka yang termasuk
planet dalam, adalah Planet Merkurius dan Venus.
Planet Merkurius ataupun Venus mempunyai kecepatan beredar
mengelilingi matahari berbeda-beda, sehingga letak atau kedudukan
planet tersebut bila dilihat dari bumi akan berubah-ubah pula. Sudut
yang dibentuk oleh garis yang menghubungkan Bumi-Matahari dengan
suatu planet disebut elongasi. Besarnya sudut elongasi yang dibentuk
oleh garis yang menghubungkan Bumi-Matahari-Merkurius yaitu antara
00-280, sedangkan sudut elongasi Bumi-matahari-Venus adalah
00-500.
Berdasarkan besarnya sudut elongasi paling besar yang dapat dicapai
oleh planet tersebut, sehingga dapat dihitung lamanya waktu planet
Merkurius dan Venus terlihat dari bumi, yakni Planet Merkurius
28
dapat terlihat dari bumi paling lama sekitar ––– × 24 jam =
360
1 jam 52 menit, sedangkan Planet Venus dapat terlihat dari bumi
50
paling lama sekitar ––– × 24 jam = 3 jam 20 menit. Elongasi
360
planet dalam (interior planet) dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
elongasi barat, jika posisi suatu planet berada di sebelah barat
matahari dilihat dari bumi dan elongasi timur, jika posisi suatu planet
berada di sebelah timur matahari dilihat dari bumi. Planet Venus
ataupun Merkurius yang berada pada posisi elongasi barat akan
terbit terlebih dahulu di ufuk timur pada saat matahari masih berada
di bawah horizon timur, sehingga planet tersebut terlihat berkilauan
dilihat dari bumi karena sinar matahari yang diterimanya dipantulkan
kembali ke bumi. Oleh karena itu, orang-orang di bumi menyebut Planet Venus atau Merkurius yang sedang berada pada kedudukan
elongasi barat sebagai Bintang Timur. Sebaliknya apabila planet
Merkurius atau Venus sedang berada pada posisi elongasi Timur,
maka-planet-planet itu akan memantulkan cahaya matahari beberapa
saat setelah matahari terbenam di ufuk barat, sehingga akan terlihat
dari bumi sebagai Bintang Senja.
b) Planet luar (Eksterior planet), yaitu planet-planet yang jarak rataratanya
ke matahari lebih panjang daripada jarak rata-rata Planet
Bumi ke Matahari. Termasuk ke dalam kelompok planet luar, yaitu
Planet Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Dilihat dari bumi, sudut elongasi kelompok planet luar berkisar antara
00–1800. Bila elongasi salah satu planet mencapai 1800 hal ini berarti
planet tersebut sedang berada dalam kedudukan oposisi, yaitu
kedudukan suatu planet berlawanan arah dengan posisi matahari
dilihat dari bumi. Pada saat oposisi, berarti planet tersebut berada
pada jarak paling dekat dengan bumi.
Bila elongasi salah satu planet mencapai 00 berarti planet tersebut
mencapai kedudukan konjungsi, yaitu suatu kedudukan planet yang
berada dalam posisi searah dengan matahari dilihat dari bumi. Pada
saat konjungsi, berarti planet tersebut berada pada jarak paling
jauh dengan bumi.
Contoh soal:
1) Matahari terbit di ufuk timur pukul 06.00 dan terbenam di ufuk barat
pukul 18.00, pukul berapakah planet Merkurius akan terbit, apabila
planet tersebut sedang elongasi barat sebesar 15 0 ?
Jawab:
Diketahui : Elongasi barat Planet Merkurius sebesar 15 0
15
Waktu yang diperlukan : ––– × 24 jam = 1 jam
360
Planet Merkurius terbit : Pukul 06.00 – 1 jam = pukul 05.00
2) Matahari terbit di ufuk timur pukul 06.00 dan terbenam di ufuk barat
pukul 18.00, pukul berapakah Planet Mars akan terbenam, apabila planet
tersebut sedang elongasi timur sebesar 45,5 0?
Jawab :
Diketahui : Elongasi timur Planet Mars sebesar 45,5 0
45,5
Waktu yang diperlukan : –––– × 24 jam = 3 jam 18 menit
360
Planet Mars terbenam : pukul 18.00 – 3 jam 18 menit = pukul 21.18 l
Berikut ini dijelaskan satu persatu mengenai planet-planet sebagai anggota
tata surya.
1) Merkurius
Merkurius merupakan planet paling dekat ke matahari, jarak rata-ratanya
hanya sekitar 57,8 juta km. Akibatnya, suhu udara pada siang hari sangat
panas (mencapai 4000C), sedangkan malam hari sangat dingin (mencapai
-2000 C). Perbedaan suhu harian yang sangat besar disebabkan planet ini
tidak mempunyai atmosfer. Merkurius berukuran paling kecil, garis tengahnya
hanya 4.850 km hampir sama dengan ukuran bulan (diameter 3.476 km).
Planet ini beredar mengelilingi matahari dalam suatu orbit eliptis (lonjong)
dengan periode revolusinya sekitar 88 hari, sedangkan periode rotasinya
sekitar 59 hari.
2) Venus
Venus merupakan planet yang letaknya paling dekat ke bumi, yaitu sekitar
42 juta km, sehingga dapat terlihat jelas dari bumi sebagai suatu noktah kecil
yang sangat terang dan berkilauan menyerupai bintang pada pagi atau senja
hari. Venus sering disebut sebagai bintang kejora pada saat Planet Venus
berada pada posisi elongasi barat dan bintang senja pada waktu elongasi
timur. Kecemerlangan planet Venus disebabkan pula oleh adanya atmosfer berupa
awan putih yang menyelubunginya dan berfungsi memantulkan cahaya matahari.
Jarak rata-rata Venus ke matahari sekitar 108 juta km, diselubungi atmosfer
yang sangat tebal terdiri atas gas karbondioksida dan sulfat, sehingga pada
siang hari suhunya dapat mencapai 4770 C, sedangkan pada malam hari suhunya
tetap tinggi karena panas yang diterima tertahan atmosfer. Diameter planet
Venus sekitar 12.140 km, periode rotasinya sekitar 244 hari dengan arah
sesuai jarum jam, dan periode revolusinya sekitar 225 hari.
3) Bumi (The Earth)
Bumi merupakan planet yang berada pada urutan ketiga dari matahari.
Jarak rata-ratanya ke matahari sekitar 150 juta km, periode revolusinya sekitar
365,25 hari, dan periode rotasinya sekitar 23 jam 56 menit dengan arah
barat-timur. Planet bumi mempunyai satu satelit alam yang selalu beredar
mengelilingi bumi yaitu Bulan (The Moon). Diameter Bumi sekitar 12.756
km hampir sama dengan diameter Planet Venus.
4) Mars
Mars merupakan planet luar (eksterior
planet) yang paling dekat ke bumi. Planet ini
tampak sangat jelas dari bumi setiap 2 tahun
2 bulan sekali yaitu pada kedudukan oposisi.
Sebab saat itu jaraknya hanya sekitar 56 juta
km dari bumi, sehingga merupakan satu-satunya
planet yang bagian permukaannya dapat diamati
dari bumi dengan mempergunakan teleskop,
sedangkan planet lain terlalu sulit diamati karena
diselubungi oleh gas berupa awan tebal selain
jaraknya yang terlalu jauh.
Keadaan di Mars paling mirip dengan bumi, sehingga memungkinkan
terdapatnya kehidupan. Karena itu, para astronom lebih banyak menghabiskan
waktu mempelajari Mars daripada planet lain. Jarak rata-rata ke Matahari
sekitar 228 juta km, periode revolusinya sekitar 687 hari, sedangkan periode
rotasi sekitar 24 jam 37 menit. Diameter planet sekitar setengah dari diameter
bumi (6.790 km), diselimuti lapisan atmosfer yang tipis, dengan suhu udara
relatif lebih rendah daripada suhu udara di bumi. Planet Mars mempunyai
dua satelit alam, yakni Phobos dan Deimos.
5) Jupiter
Jupiter merupakan planet terbesar
di tata surya, diameter sekitar 142.600
km, terdiri atas materi dengan tingkat
kerapatannya rendah, terutama hidrogen
dan helium. Jarak rata-ratanya ke matahari
sekitar 778 juta km, berotasi pada
sumbunya dengan sangat cepat yakni
sekitar 9 jam 50 menit, sedangkan
periode revolusinya sekitar 11,9 tahun.
Planet Jupiter mempunyai satelit alam
yang jumlahnya paling banyak yaitu sekitar
13 satelit, di antaranya terdapat beberapa
satelit yang ukurannya besar yaitu
Ganimedes, Calisto, Galilea, Io dan
Europa.
6) Saturnus
Saturnus merupakan planet terbesar
ke dua setelah Jupiter, diameternya sekitar
120.200 km, periode rotasinya sekitar
10 jam 14 menit, dan revolusinya sekitar
29,5 tahun. Planet ini mempunyai tiga
cincin tipis yang arahnya selalu sejajar
dengan ekuatornya, yaitu Cincin Luar
(diameter 273.600 km), Cincin Tengah
(diameter 152.000 km), dan Cincin
Dalam (diameter 160.000 km). Antara
Cincin Dalam dengan permukaan Saturnus
dipisahkan oleh ruang kosong yang
berjarak sekitar 11.265 km. Planet
Saturnus mempunyai atmosfer sangat rapat
satelit alam berjumlah sekitar 11 satelit, diantaranya Titan, Rhea, Thetys,
dan Dione.
7) Uranus
Uranus mempunyai diameter 49.000 km hampir empat kali lipat diameter
bumi. Periode revolusinya sekitar 84 tahun, sedangkan rotasinya sekitar 10
jam 49 menit. Berbeda dengan planet lainnya, sumbu rotasi pada planet ini
searah dengan arah datangnya sinar matahari, sehingga kutubnya seringkali
menghadap ke arah matahari. Atmosfernya dipenuhi hidrogen, helium dan
metana. Di luar batas atmosfer, Planet Uranus terdapat lima satelit alam yang
mengelilinginya, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon. Jarak
rata-rata ke matahari sekitar 2.870 juta km. Planet inipun merupakan planet
raksasa yang sebagian besar massanya berupa gas dan bercincin, ketebalan
cincinnya hanya sekitar 1 meter terdiri atas partikel-partikel gas yang sangat
tipis dan redup.
8) Neptunus
Neptunus merupakan planet superior dengan diameter 50.200 km, letaknya
paling jauh dari matahari. Jarak rata-rata ke matahari sekitar 4.497 juta km.
Periode revolusinya sekitar 164,8 tahun, sedangkan periode rotasinya sekitar
15 jam 48 menit. Atmosfer Neptunus dipenuhi oleh hidrogen, helium, metana,
dan amoniak yang lebih padat dibandingkan dengan Jupiter dan Saturnus.
Satelit alam yang beredar mengelilingi Neptunus ada dua, yaitu Triton dan
Nereid. Planet Neptunus mempunyai dua cincin utama dan dua cincin redup
di bagian dalam yang mempunyai lebar sekitar 15 km.
Walaupun sekarang Pluto sudah tidak termasuk planet sebagai anggota
tata surya, tetapi tidak ada salahnya untuk diketahui demi menambah wawasan
pengetahuan. Pluto memiliki diameter sekitar 6.400 km, letaknya paling jauh
dari matahari. Jarak rata-ratanya ke matahari yaitu sekitar 5.900 juta km.
Periode revolusinya sekitar 247,7 tahun, sedangkan periode rotasinya sekitar
153 jam. Jarak Pluto yang sangat jauh dari matahari mengakibatkan suhu
planet ini menjadi sangat dingin dengan tingkat kepadatan tinggi pula. Walaupun
demikian, Planet Pluto memiliki satu satelit alam yang mengelilingi planet itu
dalam jarak sekitar 17.000 km yang dinamakan Charon.
c. Komet
Komet merupakan anggota tata surya yang terdiri atas pecahan benda
angkasa, es dan gas yang membeku. Komet mengorbit matahari dalam suatu
lintasan sangat elips. Strukturnya terdiri atas kepala dan ekor komet. Kepala
komet mempunyai diameter lebih atas 65.000 km, meliputi inti komet dan
selubung gas yang disebut koma, sedangkan ekor komet dapat mempunyai
panjang sampai ribuan kilometer yang arahnya selalu menjauhi matahari.
Berdasarkan bentuk dan panjang lintasannya, komet dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Komet berekor panjang, yaitu komet yang garis lintasannya sangat jauh
melalui daerah-daerah yang sangat dingin di angkasa, sehingga berkesempatan
menyerap gas-gas di daerah yang dilaluinya, ketika mendekati matahari
komet tersebut melepaskan gas sehingga membentuk koma dan ekor
yang sangat panjang. Contohnya komet Kohoutek yang melintas ke dekat
matahari setiap 75.000 tahun sekali dan Komet Halley setiap 76 tahun
sekali.
2) Komet berekor pendek, yaitu komet yang garis lintasannya sangat pendek
sehingga kurang mempunyai kesempatan untuk menyerap gas di daerah
yang dilaluinya, ketika mendekati matahari komet tersebut melepaskan
gas yang sangat sedikit sehingga hanya membentuk koma dan ekor yang
sangat pendek bahkan hampir tak berekor. Contohnya Komet Encke
yang melintas mendekati matahari setiap 3,3 tahun sekali.
Pada tahun 1705, Edmond Halley memperkirakan bahwa komet terlihat
pada tahun 1531, 1607, dan 1682 dan kembali lagi tahun 1758. Karena
hal tersebut maka salah satu dari sekian banyak komet diberikan nama komet
Halley. Rata-rata periode munculnya orbit komet Halley adalah antara setiap
76-79 tahun sekali. Komet Halley terakhir terlihat pada tahun 1986 yang
lalu. Inti atau pusat dari Komet Halley di perkirakan kurang lebih 1.024 km.
Inti dari Halley sangat gelap. Diperkirakan Komet Halley akan nampak lagi tahun 2061. Selain komet Halley terdapat
berbagai macam nama komet lainnya yang
di antaranya, komet Hyakutake dan komet
Hale-Bopp.
Sekitar 251 juta tahun yang telah lalu,
terjadi kepunahan sangat besar disebabkan
komet yang menabrak bumi. Kesimpulan
itu diperoleh dari atom yang terjebak di
dalam kerangka molekul karbon. Tetapi
belum diketahui di mana letak tempat
tabrakan komet dengan bumi tersebut. Pada
saat kejadian bumi masih berupa satu benua
raksasa (Pangea). Para ilmuwan berhasil
mengidentifikasi jalur komet atau asteroid
yang menabrak bumi. Di dalam lapisan batu
yang ada pada saat itu terdapat molekul
karbon rumit yang disebut fullerene berisi
isotop helium dan argon yang terjebak di dalamnya. Fullerene berisi sedikitnya
60 atom karbon dalam struktur yang mirip bola sepak. Para peneliti
memperkirakan komet tersebut berdiameter 6 hingga 12 km. Asteroid atau
komet sebesar ini yang memusnahkan dinosaurus pada 67 juta tahun lalu.
Para ilmuwan menentukan ukuran atas dasar dua faktor. Jika berukuran
kurang dari 6 km, dampaknya tidak global. Tapi jika berukuran lebih besar
dari 12 km, maka fullerene yang mengandung gas disebarkan ke seluruh dunia.
d. Asteroid
Asteroid atau planetoid adalah
benda-benda langit berukuran kecil yang
bergerak mengelilingi matahari. Sebagian
besar asteroid ditemukan antara orbit
Mars dan Jupiter. Dalam orbit ini,
terdapat lebih dari 1.150 asteroid yang
memiliki diameter lebih dari 30 km.
Dalam tata surya kita, diperkirakan
terdapat 30.000 asteroid, dan 6.000
di antarnya telah diketahui dengan pasti
orbitnya. e. Meteor dan meteorit
Meteor, adalah benda angkasa berupa
pecahan batuan yang jatuh masuk ke dalam
atmosfer bumi. Ketika meteor masuk ke
dalam atmosfer bumi akan terjadi gesekan
dengan udara, sehingga benda tersebut akan
menjadi panas dan terbakar. Meteor yang
tidak habis terbakar di atmosfer bumi dan
sampai ke permukaan bumi disebut
meteorit. Tumbukan meteorit berukuran
besar seringkali menimbulkan lubang besar
di permukaan bumi yang disebut kawah
meteorit, contohnya Kawah Meteorit
Arizona di Amerika Serikat yang lebarnya
sekitar 1.265 m.
Berdasarkan jenis kandungan unsurnya, meteorit dibedakan menjadi dua
kelompok meteorit, yaitu sebagai berikut.
1) Meteorit batu, yaitu meteorit yang kandungan materinya sebagian besar
terdiri atas kalsium dan magnesium.
2) Meteorit logam, yaitu meteorit yang kandungan materinya sebagian besar
terdiri atas ferum dan nikel.
f. Bulan (The moon)
Bulan merupakan benda angkasa berbentuk bulat yang beredar mengelilingi
bumi dalam suatu lintasan garis edar tertentu (orbit). Oleh karena itu, bulan
disebut sebagai satelit alam bumi (satelit artinya pengikut). Diameternya
± 3.476 km atau sekitar tiga perempat diameter bumi, jarak rata-rata ke
bumi sekitar 384.000 km. Periode revolusi
bulan terhadap bumi sekitar 27,3 hari,
sedangkan periode rotasinya tepat sama
dengan revolusinya yaitu 27,3 hari atau
satu bulan sideris, yaitu peredaran bulan
mengelilingi bumi dalam suatu lingkaran
penuh (3600). Ciri bahwa bulan telah
menyelesaikan satu lingkaran penuh,
apabila posisi bulan terhadap bintang
adalah tetap, atau jika dilihat dari bumi
posisi bulan telah kembali pada keadaan
semula. Bulan merupakan benda angkasa
sangat kecil gravitasinya, hanya 1/6
gravitasi bumi, akibatnya bulan tidak
mampu mengikat atmosfer.
Ketiadaan atmosfer di bulan menjadikan keadaan bulan menjadi sangat
sunyi karena tidak ada media yang berfungsi merambatkan gelombang suara.
Akibat lainnya adalah pada siang hari suhu permukaan bulan menjadi sangat
panas, yakni dapat mencapai 1000 C, sedangkan pada bagian bulan yang
mengalami malam hari suhu permukaannya menjadi sangat dingin, yakni dapat
mencapai -1500 C.
Bulan mengelilingi bumi dalam jangka waktu satu bulan. Pergerakan bulan
dari waktu ke waktu menyebabkan terjadinya perubahan sudut yang dibentuk
oleh garis yang menghubungkan antara matahari, bumi, dan bulan. Perubahan
sudut itu mengakibatkan terjadinya perubahan tampak bulan dilihat dari bumi
yang disebut fase bulan. Apabila bulan berada pada posisi terdekat ke matahari
maka bagian bulan yang menghadap ke bumi akan tampak gelap, keadaan
seperti itu disebut fase bulan baru.
Sementara bulan melanjutkan pergerakannya mengitari bumi, tampak
bulan berubah pula menjadi fase bulan sabit, lalu bulan setengah, bulan
tiga perempat, kemudian bulan purnama. Setelah tercapai fase purnama,
fase berikutnya adalah kebalikannya hingga akhirnya terjadi fase gelap atau
bulan baru.
3. Gerhana
Bumi dan bulan merupakan benda angkasa yang tidak mempunyai cahaya
sendiri. Tanpa adanya cahaya matahari yang dipantulkan oleh bumi maupun
bulan, maka bumi tidak akan kelihatan dari bulan demikian juga bulan tidak
akan kelihatan dari bumi. Apabila dalam peredarannya, baik bumi maupun
bulan berada dalam suatu garis lurus dengan matahari maka memungkinkan
terjadinya gerhana matahari atau gerhana bulan.
a. Gerhana matahari
Gerhana matahari adalah gerhana yang terjadi akibat bayang-bayang
bulan mengenai bumi, artinya cahaya matahari yang menuju bumi pada siang
hari terhalang oleh bulatan bulan.Oleh karena diameter bulan tidak lebih besar
daripada diameter bumi maka gerhana matahari hanya terjadi pada sebagian
kecil permukaan bumi saja dan hanya berlangsung kurang lebih 7 menit.
b. Gerhana bulan
Gerhana bulan, adalah gerhana yang terjadi akibat bayang-bayang bumi
mengenai bulan, artinya cahaya matahari yang menuju bulan pada malam hari
terhalang oleh bulatan bumi. Karena diameter bumi lebih besar daripada diameter
bulan, seluruh bulatan bulan akan tertutup oleh bulatan bumi, sehingga ketika
terjadi peristiwa gerhana bulan maka seluruh permukaan bumi yang pada
saat itu sedang malam hari akan akan mengalami gerhana bulan yang berlangsung
kurang lebih 1 jam 40 menit.
B. JAGAT RAYA
Pernahkah kamu memikirkan tentang proses terbentuknya alam semesta
atau jagat raya ini? Tuhan telah menganugrahkan kita akal untuk berfikir tentang
apa yang ada di bumi dan di langit sebagai ciptaan-Nya. Walau sampai saat
ini, masih banyak sisi gelap dari penciptaan alam semesta ini yang belum
diketahui manusia.
Orang melihat kenyataan bahwa matahari dikelilingi oleh planet-planet
yang orbitnya berbentuk hampir mendekati bentuk lingkaran dan lintasannya
hampir berimpit. Arah peredaran semua planet itu adalah sama, yaitu berlawanan
dengan arah perputaran jarum jam. Jika kita memandangnya dari Kutub Utara,
ternyata arah revolusi planet-planet itu sama dengan arah rotasi matahari
dan juga arah satelit-satelit pada planet. Arah seperti ini merupakan arah
negatif, sedangkan arah benda langit yang berlawanan arah dengan arah
tersebut dinamakn arah positif, seperti arah peredaran matahari terbit dari
timur dan terbenam di barat, jika kita mengamatinya dari bumi.
Melihat kenyataan tersebut, para ahli di bidangnya menggunakan hukum
yang berlaku bagi benda yang berputar untuk menganalisis kejadian yang
berlaku di alam. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tata surya terbentuk
dari material purba yang berputar dengan arah seperti di atas, arah negatif.
Sekalipun pada kenyataannya, terdapat penyimpangan arah rotasi dari arah
yang umum.
1. Teori terbentuknya jagat raya
Terdapat dua teori utama yang mendasari terjadinya alam semesta atau
jagat raya ini, yaitu teori ledakan besar dan teori mengembang dan
memampat, sebagai berikut.
a. Teori ledakan besar (The big bang theory)
Menurut teori ledakan besar, jagat raya berawal dari adanya suatu massa
yang sangat besar dengan berat jenis besar pula yang mengalami ledakan
yang sangat dahsyat karena adanya reaksi pada inti massa. Ketika terjadi
ledakan besar, bagian-bagian dari massa tersebut berserakan terpental menjauhi
pusat ledakan. Setelah milyaran tahun kemudian, bagian-bagian yang terpental
itu membentuk kelompok-kelompok yang kita kenal sebagai galaksi-galaksi.
b. Teori mengembang dan memampat (The oscillating theory)
Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan konstraksi. Menurut
teori ini, jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus materi yang diawali
dengan masa ekspansi atau mengembang yang disebabkan oleh adanya reaksi
inti hidrogen, pada tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi.Tahap ini diperkirakan berlangsung selama 30 milyar tahun, selanjutnya galaksi-galaksi dan bintang
yang telah terbentuk akan meredup, kemudian memampat yang didahului dengan
keluarnya pancaran panas yang sangat tinggi. Setelah tahap memampat maka
tahap berikutnya adalah tahap mengembang dan kemudian memampat lagi.
2. Galaksi dalam jagat raya
Galaksi adalah kumpulan bintang yang membentuk suatu sistem yang
terdiri atas satu atau lebih benda angkasa yang berukuran besar dan dikelilingi
oleh benda-benda angkasa lainnya sebagai anggotanya yang bergerak
mengelilinginya secara teratur.
Di dalam ilmu astronomi, galaksi diartikan sebagai suatu sistem yang
terdiri atas bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas, yang anggotanya
mempunyai gaya tarik menarik (gravitasi). Suatu galaksi pada umumnya terdiri
atas milyaran bintang-bintang yang mempunyai ukuran, warna, dan karakteristik
yang sangat beraneka ragam.
Secara garis besar, menurut morfologinya, galaksi dibagi menjadi tiga
tipe, yaitu galaksi spiral, galaksi elips, dan galaksi tak beraturan. Pembagian
tipe ini berdasarkan bentuk atau penampakan galaksi-galaksi tersebut. Galaksigalaksi
yang diamati dan dipelajari oleh para astronom sejauh ini terdiri atas
sekitar 75% galaksi spiral, 20% galaksi elips, dan 5% galaksi tak beraturan.
Namun bukan berarti galaksi spiral adalah galaksi yang paling banyak terdapat
di alam semesta ini.
Sesungguhnya yang paling banyak terdapat di alam semesta ini adalah
galaksi elips. Jika kita mengambil volume ruang angkasa yang sama, kita
akan menemukan lebih banyak galaksi elips daripada galaksi spiral. Hanya
saja galaksi tipe ini banyak yang redup, sehingga sulit untuk diamati.
a. Galaksi spiral (Spiral galaxy)
Galaksi spiral merupakan tipe yang paling umum dikenal orang. Mungkin
karena bentuk spiralnya yang indah itu. Jika kita mendengar kata galaksi,
biasanya yang terbayang adalah galaksi tipe ini. Galaksi kita termasuk galaksi
spiral. Bagian-bagian utama galaksi spiral adalah halo, bidang galaksi (termasuk
lengan spiral), dan bulge (bagian pusat galaksi yang menonjol). Anggota galaksi
spiral adalah bintang-bintang muda dan tua. Bintang-bintang tua terdapat
pada gugus-gugus bola yang tersebar menyelimuti galaksi.
Gugus bola adalah kumpulan bintang-bintang yang berjumlah puluhan
sampai ratusan ribu bintang yang lahir bersama-sama, mengumpul berbentuk
bola. Gugus-gugus bola inilah yang membentuk halo bersama sama Bintang-bintang muda terdapat di lengan spiral galaksi yang berada di
bidang galaksi. Bintang-bintang muda ini masih banyak diselimuti materi antarbintang,
yaitu bahan yang membentuk bintang itu. Bulge pada galaksi spiral
adalah bagian yang paling padat.
Pada Bima Sakti, pusat galaksi terletak di arah Rasi Sagitarius, tetapi
kita tidak dapat mengamatinya dengan mudah, sebab materi antarbintang
banyak menyerap cahaya yang berasal dari pusat galaksi itu.
Galaksi spiral berotasi dengan kecepatan yang jauh lebih besar daripada
galaksi elips. Kecepatan rotasinya yang besar itulah menyebabkan galaksi
ini memipih dan membentuk bidang galaksi.
Besar kecilnya kecepatan rotasi pada galaksi spiral bergantung pada
massa galaksi tersebut. Kecepatan rotasi tiap bagian galaksi spiral sendiri
tidaklah sama. Semakin ke arah pusat galaksi, kecepatan rotasinya semakin
besar. Contoh lain galaksi spiral selain Bima Sakti adalah galaksi Andromeda.
Ukuran Andromeda ini sedikit lebih besar daripada Bima Sakti. Galaksi
Andromeda dan Bima Sakti termasuk galaksi spiral raksasa. Jarak galaksi
Andromeda ini sekitar 2,5 juta tahun cahaya. Untuk mengarungi jarak sejauh
itu, cahaya memerlukan waktu 2,5 juta tahun. Ini berarti bahwa cahaya yang
kita terima dari galaksi ini adalah cahaya yang dikirimnya 2,5 juta tahun yang
lalu yang menggambarkan keadaan galaksi tersebut pada waktu itu. Jarak
ini dalam ukuran astronomi masih terhitung dekat, jarak ke galaksi-galaksi
lainnya jauh lebih fantastis. Bahkan ada yang sampai milyaran tahun cahaya.
b. Galaksi elips (Elliptical galaxy)
Galaksi berbentuk elips meliputi kurang lebih 17 % dari jumlah galaksi
yang telah dikenal. Galaksi ini menyerupai bentuk dasar bulatan besar yang berbentuk lonjong (elips) di angkasa yang memancarkan sinar yang relatif
terang. Contohnya, Galaksi Fornax dan Galaksi Skulpter.
c. Galaksi tak beraturan (Irregular galaxy)
Galaksi yang tidak mempunyai bentuk dasar spiral ataupun elips disebut
galaksi tak beraturan. Dengan kata lain, galaksi ini terlihat seperti suatu kumpulan
bintang dan benda-benda angkasa lainnya yang letaknya tidak beraturan.
Contohnya Galaksi Magellan. pc). Bintang yang lebih muda ditemukan di lengan spiral. Pusat galaksi berada
dalam gugusan bintang Sagitarius. Kutub utaranya di Coma Berenices, sedangkan
kutub selatannya di Sculptor. Matahari ada di sudut dalam lengan spiral Carina
Cygnus kira-kira 32.000 tahun cahaya (9.800 pc) dari pusat galaksi. Diperkirakan
galaksi berumur 12-14 biliun tahun dan terdiri atas 100 biliun bintang.
3. Galaksi Bima Sakti (The Milky Ways Galaxy)
Galaksi kita termasuk galaksi spiral berbentuk seperti cakram dengan
garis tengah kira-kira 100.000 tahun cahaya (30.600 pc). Bintang yang lebih
tua ditemukan di pusat tonjolan dengan ketebalan 20.000 tahun cahaya (6.100 pc). Bintang yang lebih muda ditemukan di lengan spiral. Pusat galaksi berada
dalam gugusan bintang Sagitarius. Kutub utaranya di Coma Berenices, sedangkan
kutub selatannya di Sculptor. Matahari ada di sudut dalam lengan spiral Carina
Cygnus kira-kira 32.000 tahun cahaya (9.800 pc) dari pusat galaksi. Diperkirakan
galaksi berumur 12-14 biliun tahun dan terdiri atas 100 biliun bintang.
Untuk membayangkan bagaimana kira-kira bentuk galaksi kita, maka
kita dapat membayangkan dua buah telur mata sapi yang bagian bawahnya
disatukan. Istilah tahun cahaya menggambarkan jarak yang ditempuh oleh
cahaya dalam waktu satu tahun. Dengan kecepatan 300.000 km/s, dalam
waktu satu tahun cahaya akan menempuh jarak sekitar 9,5 juta juta kilometer.
Jadi, satu tahun cahaya adalah 9,5 juta juta km. Ini berarti garis tengah galaksi
kita sekitar 100.000 × 9,5 juta juta km, atau 950 ribu juta juta km (950
diikuti oleh 15 buah nol di belakangnya). Untuk memudahkan perhitungan,
digunakan satuan jarak yaitu tahun cahaya. Dengan satuan ini, tebal bagian
pusat galaksi kita sekitar 10.000 tahun cahaya.
Lalu, di mana letak Matahari kita? Matahari terletak sekitar 30.000
tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Matahari bukanlah bintang yang istimewa,
tetapi hanyalah salah satu dari 200 milyar buah bintang anggota Bima Sakti.
Bintang bintang anggota Bima Sakti ini tersebar dengan jarak dari satu bintang
ke bintang lain berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya. Bintang terdekat dengan
matahari adalah Proxima Centauri (anggota dari sistem tiga bintang Alpha
Centauri), yang berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah pusat galaksi,
jarak antarbintang semakin dekat, atau dengan kata lain kerapatan galaksi
ke arah pusat semakin besar.
Bima Sakti bukanlah satu-satunya galaksi di alam semesta ini. Jumlah
keseluruhan galaksi yang dapat dipotret dengan teleskop berdiameter 500 cm
di Mt. Palomar mungkin sampai kira-kira satu milyar buah galaksi. Jadi, tidak
salah jika kita mengira bahwa jika mempunyai teleskop yang lebih besar,
kita akan dapat melihat jauh lebih banyak lagi.
Sebelum kita memiliki metode pengukuran jarak yang cukup baik, para
astronom mengira Bima Sakti adalah keseluruhan dari alam semesta. Bercakbercak
cahaya yang tampak di langit pada mulanya diklasifikasikan sebagai
nebula (kabut), yang juga adalah anggota Bima Sakti.
Dikenal ada dua macam nebula, yaitu nebula gas dan nebula spiral.
Harlow Shapley dan George Ellery Hale, merupakan dua orang astronom
yang amat berjasa membangun pengertian tentang galaksi. Shapley telah
mengembangkan metode untuk mengukur diameter Bima Sakti, sedangkan
Hale, amat besar perannya dalam pengembangan teleskop-teleskop besar,
yang digunakan untuk pengamatan bintang-bintang dan nebula. Atas jasa
merekalah, sehingga kita mengetahui bahwa yang semula disebut nebula spiral
itu adalah galaksi yang juga seperti Bima Sakti, terdiri atas ratusan juta sampai
milyaran bintang, dan berada amat jauh dari kita, jauh di luar Bima Sakti.
Melalui jalan yang telah mereka rintis, kita menyadari bahwa Bima Sakti
hanyalah satu dari sekian banyak galaksi yang bertebaran di alam semesta
yang amat luas ini.
4. Nebula
Nebula adalah kabut atau awan debu dan gas yang bercahaya dalam
suatu kumpulan sangat luas. Nebula banyak diyakini oleh para ahli sebagai
suatu materi cikal bakal terbentuknya suatu sistem bintang, seperti sistem
bintang matahari atau biasa disebut tata surya. Nebula yang terkenal, antara
lain Nebula Orion M42 di rasi Orion dan Nebula Trifid di rasi Sagitarius.
5. Rasi bintang
Kelompok bintang-bintang yang membentuk pola tertentu dan letaknya
berdekatan disebut Rasi Bintang atau Konstelasi Bintang. Contohnya Rasi
Bintang Pari (Crux) merupakan kumpulan dari empat bintang yang letaknya
berdekatan, yakni Bintang Alfa, Beta, Gamma, dan Delta. Selain Rasi Bintang
Pari, nama-nama rasi bintang lainnya antara lain Rasi Bintang Orion, Centauri,
Ursa Mayor, Lyra, dan Aquilla.
Di sekitar Ekliptika yang seolah-olah melingkari bola langit terdapat 12
rasi bintang yang disebut Zodiak. 12 Rasi bintang yang ada di sekitar ekliptika
adalah Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius,
Capricornus, Aquarius, dan Pisces
6. Bintang (The star)
Bintang adalah benda angkasa berbentuk bulat yang mempunyai cahaya
sendiri. Salah satu bintang yang paling kita kenal adalah bintang Matahari
(The Sun Star), nama-nama bintang lainnya yaitu Polaris, Antares, Aldebaran,
Sirius, Spica, Betelguese, Hidra, Pegasus, Phoenix, Carina, dan lain-lain.
Derajat terang atau tingkat kecemerlangan bintang disebut magnitudo.
Magnitudo Bintang dihitung mulai dari 1 sampai 6. Bintang yang magnitudonya
1 lebih terang 2,5 kali daripada bintang yang bermagnitudo 2, dan seterusnya.
Bintang pada tingkat kecemerlangan lebih terang daripada bintang bermagnitudo
1 diberi tanda – (minus). Matahari sebagai salah satu bintang mempunyai
magnitudo sekitar – 26,8, artinya matahari merupakan bintang yang sangat
cemerlang bila dilihat dari bumi. Hal ini dikarenakan letaknya paling dekat
dengan bumi, sedangkan bintang yang sangat jauh dan hampir tidak terlihat
oleh mata disebut bintang bermagnitudo 6.

0 komentar: